Marak Pinjol dan Judol, Gen Z dan Milenial Wajib Paham Finansial

Marak Pinjol dan Judol, Gen Z dan Milenial Wajib Paham Finansial

Jakarta: Gen Z dan milenial harus mempersiapkan diri agar kelak menjadi generasi cerdas pengetahuan, memiliki moral yang baik, dan mapan finansial.
 
Hal itu lantaran pada 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah penduduk Indonesia sekitar 70 persen tergolong dalam usia produktif (15-64 tahun).
 
Faculty Head Sequis Quality Empowerment, STAE, Yan Ardhianto Handoyo mengatakan dengan memiliki pondasi finansial yang baik itu cita-cita mulia Indonesia mencetak generasi emas dapat terwujud.
 
Saat ini salah satu hal yang saat ini menjadi masalah finansial dalam masyarakat adalah maraknya penawaran pinjaman secara online (pinjol) atau dikenal juga dengan pinjaman daring.
 
Menjadi masalah karena banyak pinjol yang beredar berstatus ilegal. Mereka memberikan pinjaman dengan cara yang sangat mudah dan cepat sehingga masyarakat tergiur. Namun, berakhir dengan kesulitan keuangan karena tidak mampu melunasi pinjaman serta bunga yang tinggi.
 
“Aktivitas literasi digital dan literasi finansial harus menjadi hal primer dalam masyarakat terutama kepada calon generasi emas dan keluarganya demi menjaga finansial mereka saat ini dan masa depan,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 Oktober 2024.
 

 
Menurutnya, jika kondisi finansial buruk maka akan sulit mencapai pendidikan yang layak dan tinggi.
 
“Berikutnya menyusul masalah sosial akan meningkat, seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, angka kematian, tingkat pengangguran hingga kriminalitas,” sebut dia.
 
Sebenarnya, pemerintah sudah melakukan upaya pemberantasan. Data dari OJK menyebutkan bahwa 9.062 entitas keuangan ilegal yang terdiri dari 1.235 entitas investasi ilegal, 7.576 entitas pinjaman online ilegal/penawaran pinjaman pribadi, dan 251 entitas gadai ilegal sudah dihentikan oleh Satgas OJK sejak tahun 2017-Maret 2024.
 
Namun demikian, meski sudah ada upaya pemberantasan, masih saja banyak masyarakat yang terjebak dengan pinjol ilegal.
 
Selain pinjol, hal lain yang tengah marak adalah judi online (judol) atau dikenal juga dengan judi daring.
 
Kegiatan judol menjadi marak karena tidak perlu bertatap muka atau datang ke lokasi bandar. Cukup menggunakan gawai yang tersambung dengan internet dan hanya menyertakan nomor rekening bank atau dompet digital serta e-mail sudah bisa mendapatkan akun di situs judi.
 
Tanpa ada batasan, dapat dilakukan kapanpun dan tidak takut bisa tepergok keluarga, teman, atau aparat.
 
Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberitakan bahwa di Januari 2024 Menteri Kominfo telah memutus akses lebih dari 800 ribu konten judi online.
 
Upaya pemberantasan judol dan pinjol harus dilakukan secara aktif dan profesional karena akses ke situs-situs tersebut masih bisa ditemukan.
 
Menjadi ancaman yang sangat serius sebab mereka yang terjebak pinjol karena uangnya digunakan untuk bermain judol.
 
Banyaknya orang yang terjebak dalam lingkaran utang pinjol dan sulit lepas dari kebiasaan judol ini memicu masalah ekonomi dan psikologis di masyarakat.
 
Bunga pinjaman yang diberikan sangat tinggi dan denda yang tidak transparan. Belum lagi ada rasa ketakutan akan ancaman karena tidak melunasi saat jatuh tempo dan rasa malu terhadap keluarga dan komunitasnya telah mengganggu kesehatan mental dan fisik. Sebagian besar yang menjadi korban adalah masyarakat kelas menengah kemudian masyarakat kelas bawah.

TRENDING  Bank Dituntut untuk Menghadirkan Layanan Digital seperti Fintech

Pahami risiko pinjol dan judol

Yan mengingatkan agar masyarakat khususnya generasi muda yang baru mulai mendapat penghasilan ketidaktahuan tentang risiko pinjol dan judol sedari awal sangat berbahaya karena berpotensi menyebabkan kecanduan, merusak produktivitas, dan menghancurkan hubungan sosial.
 
Banyak yang kehilangan uang dalam waktu singkat dan tetap terjebak dalam lingkaran utang. Untuk itu, Sequis mendorong anak muda Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan literasi finansial agar dapat mengelola keuangan dengan baik.
 
“Mengerti dan mampu menjalankan perencanaan keuangan dengan disiplin akan menolong Anda mampu mengelola pendapatan, terbiasa menabung, paham akan investasi yang formal, terhindar dari keputusan impulsif seperti mengambil pinjaman untuk bersenang-senang, terhindar dari pinjaman online dan judi online serta lebih memungkinkan dapat merencanakan masa depan,” tutur Yan.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Beritafintech.com

(ANN)

Maraknya praktik pinjaman online (Pinjol) dan judi online (Judol) menunjukkan pentingnya pemahaman keuangan bagi generasi Z dan milenial. Kedua generasi ini perlu memahami konsep-konsep keuangan seperti pengelolaan uang, investasi, dan perlindungan keuangan untuk menghindari jebakan dan masalah finansial. Keterampilan finansial sangat penting untuk merencanakan keuangan secara bijaksana dan mencegah terjerumus dalam pinjaman berbunga tinggi dan kebiasaan judi. Dengan pemahaman finansial yang baik, generasi Z dan milenial dapat membangun masa depan yang lebih stabil dan berkelanjutan secara keuangan.

Check Also

TWP90 Industri Fintech Lending Membaik pada Oktober 2024

TWP90 Industri Fintech Lending Membaik pada Oktober 2024

Menurut laporan terbaru dari TWP90 Industri Fintech, sektor pinjaman online mengalami peningkatan signifikan pada bulan Oktober 2024. Membaiknya kinerja ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi yang stabil dan tingginya minat masyarakat terhadap layanan keuangan digital. Para pelaku industri pun optimis bahwa tren positif ini akan berlanjut hingga akhir tahun, membawa dampak positif bagi pertumbuhan sektor fintech secara keseluruhan

%site% | NEWS