Meski melambat, kinerja bank asing masih stabil

Meski melambat, kinerja bank asing masih stabil

ILUSTRASI. kinerja bank asing masih stabil

Beritafintech.com – JAKARTA. Dalam masa pandemi Covid-19, hampir seluruh sektor tengah mengalami perlambatan. Hal ini pun sedikit banyak berdampak pada berkurangnya kemampuan bank dalam menyalurkan kredit, tanpa terkecuali Bank Asing.

Merujuk Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada bulan Mei 2020 terjadi perlambatan kredit Bank Asing sebesar 7,45% secara year on year (yoy) menjadi Rp 233,78 triliun. Meski begitu, dari sisi dana pihak ketiga (DPK), kelompok bank asing masih tetap mencatat kenaikan positif sebesar 16,78% yoy dari Rp 172,56 triliun menjadi Rp 201,92 triliun di akhir Mei 2020 lalu.

Salah satu bank asing yang telah memaparkan kinerja di semester I 2020 yakni Citibank Indonesia. Dalam paparannya, CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi menjelaskan beberapa indikator kinerja sejauh ini memang positif.

Baca Juga: Stimulus baru: Kredit modal kerja tanpa bunga bagi korban PHK dan ibu rumah tangga

Hal ini tercermin dari laba bersih Citibank yang menembus Rp 1,4 triliun dalam enam bulan pertama tahun 2020. Hal tersebut utamanya dipicu oleh dari sisi pendapatan operasional sebesar Rp 4,3 triliun.

Batara juga menambahkan dari sisi permodalan pihaknya juga masih mencatatkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang cukup tebal mencapai 26%. Selain itu, rasio likuiditas seperti loan to deposit ratio (LDR) juga terjaga longgar 78,5% di akhir Juni 2020. “Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA) juga terjaga di 15,5% dan 4%,” tuturnya dalam Virtual Press Conference di Jakarta, Kamis (13/8).

TRENDING  Jelang lebaran, satgas waspada investasi kembali temukan fintech lending ilegal

Sedangkan dari sisi penyaluran kredit, walau tidak merinci menurut Batara masih tumbuh sebesar 5% secara year to date (ytd). Antara lain didukung oleh pertumbuhan dari sisi kredit korporasi alias institusi sebesar 11%. Namun, Dia tidak memungkiri kalau ada perlambatan kredit akibat pandemi Covid-19.

Hal ini terjadi pada segmen konsumer terutama bisnis kartu kredit Citibank yang turun sebanyak 11%. “Utilisasi kredit ritel atau kartu kredit memang turun,” katanya.

Menurut Batara, ke depan masih ada ruang pertumbuhan bisnis kendati tipis. Dalam rencana bisnis bank (RBB) yang diserahkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Citibank Indonesia menarget kredit mampu tumbuh 3% secara year on year (yoy) di penghujung 2020. “Kami melihat tren profitabilitas tahun ini akan lebih rendah. Tapi kita lihat dampak pandemi tidak berkepanjangan, dan ada optimisme juga di tahun 2021,” ungkapnya.

Baca Juga: Realisasi penyaluran KUR hingga akhir Juli 2020 mencapai Rp 89,2 triliun

Sekadar informasi saja, dalam SPI OJK per Mei 2020 rasio keuangan bank asing masih cenderung stabil. Seperti CAR yang sangat tinggi di level 50,98% naik dari tahun sebelumnya 48,53%.

Namun, indikator profitabilitas memang mulai menurun. Tercermin dari net interest margin (NIM) yang menyusut dari 4,27% pada Mei 2019 menjadi 3,11% di bulan Mei 2020. Kemudian, ROA sedikit menurun dari 3,69% menjadi 3,4%. Sedangkan rasio likuiditas membaik, tercermin dari LDR yang melonggar menjadi 115,78% dari setahun sebelumnya yang menyentuh 144,56%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TRENDING  Broker Octa Ungkapkan Beberapa Hewan yang Paling Sering Digunakan di Pasar Finansial

Meskipun pertumbuhan kinerja bank asing melambat, namun kondisi keuangan mereka masih dalam keadaan stabil. Hal ini dikarenakan adanya upaya dari bank asing untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin terjadi di masa depan. Meskipun terjadi penurunan pertumbuhan, namun rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas masih dalam kondisi yang baik. Bank asing juga terus berusaha untuk meningkatkan layanan kepada nasabah serta melakukan diversifikasi portofolio produk untuk memperkuat kinerja mereka di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dengan demikian, bank asing masih mampu bertahan dan menjaga stabilitas keuangannya.

Check Also

Positif atau Negatif? Ini Dampak Ganti Nama Pinjol jadi Pindar

Positif atau Negatif? Ini Dampak Ganti Nama Pinjol jadi Pindar

Apakah perubahan nama dari Pinjol menjadi Pindar ini akan memberikan dampak positif atau negatif bagi masyarakat? Banyak yang merasa khawatir dengan perubahan ini, namun ada pula yang melihatnya sebagai langkah positif untuk meningkatkan transparansi dan keamanan dalam layanan pinjaman online. Bagaimana pendapat Anda?

%site% | NEWS