Ini yang dilakukan Raiz Invest untuk berekspansi di Indonesia

Ini yang dilakukan Raiz Invest untuk berekspansi di Indonesia

ILUSTRASI. Peluncuran Aplikasi Raiz Invest Indonesia

Beritafintech.com – JAKARTA. PT Raiz Invest Indonesia atau Raiz Invest merupakan sebuah perusahaan rintisan yang baru saja merambah pasar di Indonesia. Raiz telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memperoleh izin usaha sebagai Agen Penjual Efek Reksadana (APRED) per 10 Desember 2018.

“Sebelum masuk ke Indonesia, kami melakukan beberapa persiapan seperti mengadakan focus group discussion (FGD), kesiapan teknologi robo advisor, juga riset mengenai pasar di Indonesia,” kata Commissioner Raiz Invest Indonesia Michael N. Luhukay, pada Rabu (11/9).

Baca Juga: Optimalkan dana nganggur, Raiz Invest jajaki kerja sama dengan e-wallet

Saat melakukan ekspansi, Raiz mendapat izin sebagai APRED. Sementara, bisnis awalnya tahun 2016 di Australia merupakan perusahaan manajer investasi yang membuat dan mengelola sendiri produknya.

Di negeri asalnya Australia, Raiz telah diunduh sebanyak 1,1 juta kali dan memiliki lebih dari 700.000 pengguna. Sebanyak 194.000 adalah pengguna aktif.

Raiz menjadi pembeda lewat pemanfaatan teknologi dalam bisnis ini. Dalam urusan keamanan data, pihaknya menggunakan artificial intelegence (AI).

Pihaknya juga mengembangkan application programming interface (API) untuk membaca transaksi pengguna. Jadi setelah berinvestasi, diharapkan orang dapat mengontrol uang mereka.

Baca Juga: Raiz Invest bidik milenial yang belum pernah berinvestasi

Menurutnya, pasar di Indonesia adalah pasar yang unik sekaligus potensial. Sebagai gambaran, saat ini di Indonesia ada sekitar 1,39 juta investor di reksadana. Pun, dari total keseluruhan masyarakat, 30% merupakan kaum milenial. Potensi ini yang coba ditangkap Riaz Invest.

TRENDING  Tekan NPL, begini strategi yang disipkan fintech TaniFund

Saat menjalankan bisnisnya sebagai start-up untuk pertama kali, pihaknya sempat kesulitan untuk mengubah bentuk dari aset manajemen jadi APRED. Namun demikian, Raiz percaya dengan teknologi dan fitur yang mereka miliki, bisnisnya bisa menjadi pembeda.

Untuk produk yang dijajakan di Indonesia, pihaknya menggandeng Avrist Asset Management. Sedangkan untuk gerbang pembayaran, Bank CIMB Niaga dipilih sebagai mitranya. Ke depan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan perbankan lain atau dengan e-wallet.

Sejak soft-launching pada Maret 2019, Raiz telah memiliki 90.000 calon pengguna (Pre-sign up users). Dari jumlah tersebut sebanyak 2000 pengguna telah sign up di aplikasi. Raiz mematok target meraih satu juta pengguna dalam tiga tahun.

Baca Juga: Modalku resmi gandeng Zilingo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Raiz Invest, sebuah perusahaan fintech dari Australia, melakukan ekspansi ke Indonesia dengan berbagai strategi. Mereka memperluas layanan investasi mereka ke pasar Indonesia melalui platformnya yang memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mulai berinvestasi dengan jumlah yang kecil. Raiz Invest juga bekerja sama dengan mitra lokal untuk meningkatkan penetrasi pasar dan menjangkau lebih banyak orang. Selain itu, mereka juga menyediakan edukasi keuangan dan investasi kepada masyarakat Indonesia agar dapat memahami lebih baik tentang dunia investasi. Dengan langkah-langkah tersebut, Raiz Invest optimis dapat sukses dalam berekspansi di Indonesia.

Check Also

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi teknologi menjadi alasan utama sejumlah bank untuk menutup layanan bank draft. Bank-bank tersebut mengklaim bahwa dengan adanya teknologi digital, proses transfer dan pembayaran menjadi lebih efisien dan cepat. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya keamanan transaksi online yang membuat pengguna lebih percaya untuk menggunakan layanan digital daripada metode konvensional seperti bank draft. Meskipun demikian, beberapa pihak masih merasa keberatan dengan penutupan layanan bank draft ini karena mereka masih membutuhkan metode tersebut dalam melakukan transaksi tertentu

%site% | NEWS