Pentingnya Menjaga Kesehatan Finansial dengan Data Credit Score Mumpuni

Pentingnya Menjaga Kesehatan Finansial dengan Data Credit Score Mumpuni

Jakarta: Upaya menaikan inklusi keuangan bisa dilakukan dengan terbukanya akses data credit score yang mumpuni. Dengan data ini masyarakat bisa mengetahui kondisi kesehatan finansial mereka.
 
Inklusi keuangan indonesia sangat rendah sebesar 49 persen atau dibawah negara lain seperti Singapura sebesar 97,55 persen. Hal ini karena banyak masyarakat yang tak paham dengan pengelolaan kredit yang baik seperti menjaga ratio cicilan dengan pendapatan selama sebulan.  
 

Direktur Utama IdScore, Yohanes Arts Abimanyu menuturkan masyarakat membutuhkan sebuah solusi inovasi pengaksesan informasi keuangan dalam hal pengecekan informasi debitur dan credit score secara cepat, mudah dan lebih praktis.
 
“Dengan fitur-fitur yang ditawarkan, aplikasi MyIdScore membantu debitur mengukur seberapa besar peluang pengajuan kredit disetujui, mencek akurasi data, dan lebih percaya diri dalam menyusun rencana keuangan” ucap Yohanes Arts Abimanyu dalam keteranganya, Sabtu, 11 November 2023.

prinsip utama kesehatan finansial

Prinsip utama dari upaya mendorong kesehatan finansial adalah individu dapat mengelola rencana keuangan dengan lebih cermat dengan adanya keleluasaan seorang debitur untuk mengakses catatan riwayat kreditnya dan beragam indikator keuangan penting lainnya, seperti credit score, profil dan identitas, kemungkinan gagal bayar dan profil risiko.
Debitur juga memungkinkan untuk memantau semua data pinjaman melalui perangkat mobile dalam satu aplikasi. Informasi yang ditampilkan aplikasi dapat digunakan sebagai indikator awal pengajuan kredit dan mencegah penyalahgunaan data identitas atau fraud.
 
Dia mengatakan ada banyak sekali informasi berguna yang bisa didapatkan oleh para pengguna aplikasi MyIdScore Mobile.  Selain bisa mengetahui credit score berbasis data kredit dan data alternatif serta rekam jejak kredit yang ada di berbagai lembaga keuangan seperti bank, leasing, fintech, pegadaian, koperasi.
 
“Debitur juga bisa melihat aktifitas pengaksesan data dirinya oleh lembaga keuangan, tunggakan dalam 24 bulan terakhir, tingkat kolektibilitas dan rasio utilisasi fasilitas dibanding limit yang dimiliki,” tegas dia.
 
Dia pun memastikan kelengkapan data yang disediakan tidak hanya bersumber dari SLIK OJK, tapi juga dari berbagai lembaga keuangan dan lembaga non keuangan. Kelengkapan data untuk nasabah unbaked dilakukan dengan layanan telekomunikasi.
 
“Tidak hanya itu, aplikasi ini juga menyediakan alternatif credit score bagi mereka yang belum memiliki riwayat data kredit, dengan memanfaatkan database layanan telekomunikasi,” tambah Abimanyu.
 
IdScore merupakan biro kredit resmi, terdaftar dan berada dalam pengawasan OJK. IDScore juga memegang sertifikasi ISO 9001 dan ISO 27001, yang menjamin kualitas layanan dan keamanan data.

TRENDING  OJK: 10 Fintech P2P Lending Belum Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum Rp 7,5 Miliar

upaya mewujudkan rencana keuangan

Sebagai bagian dari Inovasi dalam mendukung inklusi keuangan keuangan, aplikasi ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia yang ingin mengakses data kreditnya guna mewujudkan rencana keuangan secara lebih pasti dan yakin.
 
“Target kami, dalam setahun aplikasi ini dapat diunduh oleh sekitar 10.000 pengguna, ” tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Beritafintech.com

(SAW)

Check Also

Ini daftar lengkap 158 fintech yang mengantongi izin dari OJK

Ini alasan fintech lending syariah jauh tertinggal dibanding pemain konvensional

Fintech lending syariah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pemain konvensional karena beberapa alasan utama. Pertama, masih minimnya pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan keuangan syariah. Kebanyakan orang lebih familiar dengan sistem konvensional sehingga sulit untuk beralih ke fintech lending syariah. Kedua, regulasi yang belum mendukung perkembangan fintech lending syariah juga menjadi hambatan utama. Beberapa aturan yang ada cenderung lebih menguntungkan pemain konvensional daripada syariah, sehingga membuat para pelaku usaha enggan untuk berinvestasi di sektor ini. Selain itu, kurangnya kerjasama antara lembaga keuangan syariah dan fintech lending juga turut memperlambat pertumbuhan industri ini. Dibutuhkan sinergi yang kuat antara kedua pihak agar dapat memberikan layanan finansial yang komprehensif dan berkualitas bagi masyarakat. Meskipun demikian, potensi pasar untuk fintech lending syariah tetap besar dan masih perlu terus dikembangkan agar dapat bersaing secara sehat dengan pemain konvensional. Diperlukan upaya bersama dari semua pihak terkait untuk meningkatkan literasi keuangan syariah serta menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan industri ini di masa depan

%site% | NEWS