Positif atau Negatif? Ini Dampak Ganti Nama Pinjol jadi Pindar

Positif atau Negatif? Ini Dampak Ganti Nama Pinjol jadi Pindar

ILUSTRASI. OJK memperkenalkan istilah pindar sebagai pengganti kata pinjol untuk menyebut LPBBTI yang legal atau berizin. KONTAN/Carolus Agus Waluyo

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Beritafintech.com – JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkenalkan istilah “pindar” sebagai pengganti kata “pinjol” untuk menyebut Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) yang legal atau berizin. 

Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, mengatakan bahwa efek yang diharapkan dari pergantian istilah atau nama pinjaman online (pinjol) menjadi pinjaman daring (pindar) adalah nama dari pinjaman daring yang akan lebih positif ketimbang penyebutan pinjaman online yang saat ini sudah terkesan negatif. 

Menurut dia, saat ini istilah pinjol memiliki konotasi yang negatif. 

“Diharapkan sebenarnya kata pindar bisa lebih diterima oleh masyarakat dengan konteks yang lebih positif. Ketika namanya positif, artinya semakin banyak orang percaya akan pinjaman daring. Semakin banyak yang menggunakan,” kata dia kepada Kompas.com, Rabu (18/12/2024). 

Namun demikian, menurut dia, semua itu akan sirna ketika tata kelola dan permasalahan di pinjaman daring masih terjadi. 

Menurut Nailul, masalah mulai dari credit scoring hingga penagihan harus menjadi pembenahan utama industri fintech lending. 

Baca Juga: OJK Beberkan Alasan & Tujuan Ubah Sebutan Pinjol Menjadi Pindar

“Sisi positif dibangun dengan branding kinerja yang positif pula. Jika kinerjanya negatif, ya pindar akan sama dengan pinjol, konotasinya menjadi negatif juga,” imbuh dia. 

Lebih lanjut, Nailul bilang, sembari regulasi hingga sistem credit scoring diperbaiki, perubahan penyebutan bisa menjadi citra positif bagi industri. 

TRENDING  Ajak Gen-Z Cerdas Mengatur Finansial, Pegadaian Hadirkan Program Si Gemas

“Penyebutan atau nama dari industri bisa membuat kinerja baik dalam jangka menengah dan panjang karena citra yang positif,” tutup dia. 

Sebagai informasi, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, mengatakan bahwa penggantian istilah ini bertujuan meningkatkan kenyamanan pengguna layanan LPBBTI. 

Baca Juga: OJK Catat 19 Fintech Lending Punya TWP90 di Atas 5% per Oktober 2024

“Dengan pembedaan nama branding, diharapkan masyarakat lebih mudah mengidentifikasi mana penyelenggara yang legal,” ujar Agusman, Selasa (17/12/2024). 

Langkah ini juga diharapkan mendorong penguatan tata kelola, manajemen risiko, serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. 

Hingga Oktober 2024, industri fintech lending mencatatkan laba sebesar Rp 1,09 triliun, meningkat dari Rp 806,05 miliar pada September 2024, seiring efisiensi operasional. 

Namun, OJK juga mencatat masih adanya 19 penyelenggara dengan tingkat kredit bermasalah (TWP90) di atas 5 persen per Oktober 2024, meski jumlah ini menurun dari 22 entitas pada bulan sebelumnya.

Tonton: Cek Ciri Ciri Rekening yang Rentan Dipakai untuk Tindak Kriminal ala OJK

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Dampak Ganti Nama Pinjol Jadi Pindar”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Check Also

Pesan OJK, Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Meminjam di Fintech Lending

OJK Telah Mencabut Izin Usaha 4 Penyelenggara Fintech Lending Sepanjang 2024

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengumumkan pencabutan izin usaha untuk empat penyelenggara fintech lending sepanjang tahun 2024. Keputusan ini diambil setelah OJK melakukan evaluasi terhadap kinerja dan kepatuhan dari para penyelenggara tersebut. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjaga stabilitas dan perlindungan konsumen dalam industri fintech lending di Indonesia. Meskipun demikian, OJK juga memberikan kesempatan bagi para penyelenggara yang dicabut izinnya untuk memperbaiki kinerja mereka agar dapat kembali beroperasi di masa mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen OJK dalam mengawasi dan mengatur perkembangan industri fintech lending demi kepentingan masyarakat dan perekonomian nasional

%site% | NEWS