Alasan Bank-Bank Besar Belum Pangkas Bunga Deposito

Alasan Bank-Bank Besar Belum Pangkas Bunga Deposito

ILUSTRASI. Kredit Perbankan: Teller menghitung uang di Hana Bank, Jakarta, Senin (13/1/2025). Bank Besar Belum Menurunkan Bunga Deposito Sejak BI Rate Turun Di Awal Tahun, Mana Yang Paling Besar?

Beritafintech.com – JAKARTA. Bunga deposito sejumlah bank besar belum juga melandai kendati Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga di awal tahun 2025 ini.

Di antara kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 4, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menawarkan bunga deposito rupiah paling tinggi untuk tenor 12 bulan. Bunga deposito yang ditawarkan dua bank ini mencapai 3%.

Selanjutnya, PT Bank Mandiri Tbk menawarkan bunga deposito yang lebih kecil dibandingkan dua rekannya sesama bank BUMN. Di mana, bank berlogo pita emas ini hanya menawarkan bunga deposito rupiah untuk tenor yang sama sebesar 2,5%.

Baca Juga: BI Rate Turun, Bank BJB Pangkas Bunga Deposito Hingga 50 Basis Poin

Terakhir, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi yang terkecil dalam memberikan bunga deposito. Untuk tenor 12 bulan, satu-satunya bank swasta di KBMI 4 ini hanya memiliki bunga deposito sekitar 2%.

Adapun, dengan bunga deposito yang diberikan tersebut, bank-bank KBMI 4 ini mencatat pertumbuhan simpanan dalam bentuk yang terbilang mini. Bahkan, ada bank yang tercatat mengalami penurunan.

Ambil contoh, BCA yang justru mencatatkan penurunan simpanan deposito sepanjang tahun 2024. Pada periode tahun tersebut, simpanan deposito di BCA mengalami penurunan hingga 3,4% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 210 triliun.

TRENDING  Julo Berhasil Meraih Tiga Penghargaan Dari Asia Fintech Awards 2024

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa suku bunga acuan memang tak semerta-merta bisa membuat bank menurunkan bunga deposito. Sebab, bank membutuhkan likuiditas untuk melakukan ekspansi kredit.

Baca Juga: Sejumlah Bank Mulai Pangkas Bunga Deposito

“Karena kalau kita menurunkan bunga deposito berjangka nanti malah nasabah pindah ke surat utang pemerintah atau ke bank lain,” ujar Jahja, belum lama ini.

Oleh karena itu, Jahja bilang di internal sendiri, pihaknya selalu memantau posisi likuiditas yang dimiliki serta cost of fund. Dengan bunga yang ditawarkan sekarang, Jahja menyebut bahwa cost of fund BCA masih tergolong stabil.

Selanjutnya, ada BNI yang mencatat pertumbuhan simpanan deposito tercatat hanya 3,8% YoY menjadi Rp 242,23 triliun. Sementara itu, simpanan tabungan BNI justru bisa tumbuh lebih tinggi sekitar 11% YoY menjadi Rp 257,54 triliun.

Wakil Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan bilang saat ini pihaknya fokus untuk mencari dana murah. Di mana, dengan kondisi likuiditas yang ketat, BNI tetap menjaga agar profitabilitas mampu tercapai secara jangka panjang.

Baca Juga: Tengok Panduan Tukar Valas dan Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri pada Senin (3/2)

“Mengingat efisiensi biaya dana akan mendukung pertumbuhan kredit yang sehat dan menjaga margin bunga bersih atau NIM yang optimal,” ujarnya. 

Selanjutnya: Link Live Streaming Real Madrid vs Atletico Madrid di La Liga Spanyol Pekan 23

Menarik Dibaca: 5 Ciri-Ciri Rambut Sehat, Salah Satunya Mudah Disisir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Check Also

Pesan OJK, Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Meminjam di Fintech Lending

Akan Ada Asuransi Kredit untuk Fintech P2P Lending, AFPI Prediksi Bakal Sepi Peminat

Menurut Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), akan ada asuransi kredit yang akan tersedia untuk platform peer-to-peer (P2P) lending di masa depan. Namun, AFPI juga memprediksi bahwa minat masyarakat terhadap layanan ini kemungkinan akan menurun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi dan regulasi yang ketat. Meskipun demikian, AFPI tetap optimis bahwa industri fintech P2P lending akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia

%site% | NEWS