Jakarta: Pemberdayaan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan melalui face biometric menjadi kebutuhan untuk mengamankan sistem Electronic Know Your Customer (eKYC) dengan cara yang efisien namun aman.
Penggunaan teknologi AI ini bisa diimplementasikan dengan bisnis fintech dan perbankan. Khususnya pada era ‘Next Normal’ di pandemi covid-19.
“Pelanggan di dunia perbankan cenderung mencari cara yang sangat mudah untuk menyimpan atau menangani transaksi uang. Teknologi biometrik dapat menjadi penyelamat bagi mereka yang mencari sistem yang dapat diandalkan dan hanya dapat diakses oleh mereka,” jelas Chief Business Officer Nodeflux Ivan Tigana, dalam keterangan resminya, Kamis, 30 Desember 2021.
Menurutnya, teknologi biometrik tidak hanya memperkuat infrastruktur perbankan tetapi juga membantu melindungi profil perbankan individu, sehingga menghindari pencurian identitas dan penipuan. Kemudian kolaborasi ekosistem teknologi seperti Qiscus, Hypernet, dan Telkom Metranet, sangat dibutuhkan dalam menciptakan end to end solution untuk proses eKYC yang memudahkan pelanggan.
Senior VP Digital Banking Development and Operation BRI Muhammad Ghifary menambahkan, jika eKYC bisa dioptimalkan dengan robustness yang maksimal, tentu akan bisa menjadi katalis yang dapat meningkatkan inklusi keuangan.
“Semakin banyak layanan finansial yang bisa ditawarkan bagi para calon nasabah dengan coverage eKYC yang jauh lebih luas, jadi daftar efektivitas dan user experience meningkat dengan speed yang lebih tinggi dengan tanpa teknologi,” tambah Ghifary.
Ivan menjelaskan, Nodeflux merupakan perusahaan teknologi pertama di Indonesia di bidang Vision Artificial Intelligence (AI) yang memperkenalkan VisionAIre dan IdentifAI untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan yang saat ini terjadi dan, bahkan, untuk masa depan.
“Nodeflux akan berusaha terus menjadi perusahaan yang mendorong manfaat dari teknologi kecerdasan buatan khususnya face biometrik,” ujar Ivan.
Dia mengatakan, Nodeflux akan mengembangkan hubungan dengan semua institusi nasional, seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan asosiasi industri yang berkaitan. Menurut Ivan, Nodeflux bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan peningkatan inklusivitas ekonomi, dengan menyediakan layanan modern dan terkini yang memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mendukung pernyataan Ivan, dari sisi pemerintahan, Direktur Fasilitas Pemanfaatan Data dan Dokumen-Ditjen Dukcapil Akhmad Sudirman Tavipiyono mengatakan penerapan teknologi AI membantu mereka dalam meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
“Teknologi seperti digital signature dan face biometrik memungkinkan paperless. Sudah 26 lembaga yang telah menggunakan face recognition untuk pelayanan publik, lalu ada digital signature dan lembaga nasional lainnya,” pungkas Tavip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Beritafintech.com
(AHL)