ILUSTRASI. TWP90 pada Oktober 2024 ada di level 2,37%, membaik dari posisi Oktober 2023 yang sebesar 2,89%.
Beritafintech.com – JAKARTA. Tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 industri fintech peer to peer (P2P) lending pada Oktober 2024 tercatat makin membaik.
Padahal, ada sejumlah tantangan yang dialami industri baru-baru ini, seperti masalah gagal bayar yang menerpa PT Lunaria Annua Teknologi (KoinP2P) akibat dugaan tindak pidana dari salah satu borrower.
Jika ditelaah berdasarkan data statistik OJK, TWP90 fintech lending tercatat makin membaik sejak Juni 2024 hingga akhirnya menyentuh angka 2,37% pada Oktober 2024.
Adapun TWP90 pada Oktober 2024 yang sebesar 2,37% juga tercatat membaik dari posisi Oktober 2023 yang sebesar 2,89%.
“Capaian TWP90 pada Oktober 2024 masih dalam kondisi terjaga atau masih berada di batas aman ketentuan OJK, yakni tidak melebihi 5%,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Jumat (13/12).
Baca Juga: OJK Beri Sanksi ke 4 Multifinance dan 11 Fintech Lending pada November 2024
Mengenai membaiknya angka TWP90 industri fintech lending, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda melihat hal tersebut juga dipicu adanya perlambatan dalam penyaluran pembiayaan pada Oktober 2024 dibandingkan September 2024.
“Setiap kenaikan penyaluran akan menaikkan potensi TWP90. Namun, ketika memang kenaikan penyalurannya melambat, tentu akan menurunkan TWP90,” ucapnya kepada Kontan, Jumat (13/12).
Nailul bilang perlambatan penyaluran itu disebabkan adanya fenomena frugal living, yang mana masyarakat lebih selektif untuk berbelanja, maka permintaan pinjaman daring bisa melambat.
Memang benar ada perlambatan dalam penyaluran, jika melihat data terbaru OJK, outstanding pembiayaan fintech lending pada Oktober 2024 mencapai Rp 75,02 triliun. Pencapaian pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 29,23% Year on Year (YoY) atau melambat dibandingkan dengan posisi September 2024 yang tumbuh sebesar 33,73% YoY.
Lebih lanjut, Nailul memperkirakan TWP90 industri akan berpotensi naik pada periode November-Desember 2024. Sebab, pada periode itu permintaan pinjaman biasanya naik karena ada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Permintaan biasanya meningkat, tentu akan berpotensi meningkatkan TWP90,” kata Nailul.
Agusman sempat menyampaikan pihaknya saat ini belum melihat adanya tanda-tanda lonjakan penyaluran pembiayaan dari industri fintech P2P lending menjelang momen Nataru.
Berkaca pada momen Nataru 2023, dia juga menyebut tidak ada peningkatan signifikan terkait outstanding pembiayaan fintech lending.
Baca Juga: OJK Telah Terima 31.099 Aduan hingga November 2024, Terbanyak soal Bank dan Fintech
“Berdasarkan data saat Nataru pada tahun lalu, nilai outstanding pendanaan pada Desember 2023 dan Januari 2024, tumbuh masing-masing 0,44% dan 1,30% secara month to month, atau tidak terlalu signifikan,” tuturnya.
Sementara itu, fintech P2P lending PT Teknologi Merlin Sejahtera (UKU) menyebut TWP90 masih berada di bawah rata-rata industri pada Oktober 2024. Adapun TWP90 industri fintech lending tercatat sebesar 2,37% pada Oktober 2024. Chief Executive Officer UKU Tony Jackson mengatakan, TWP90 UKU sebesar 2,13% pada Oktober 2024.
“TWP90 UKU itu berada dalam posisi yang terkendali,” katanya.
Untuk memastikan dan menjaga TWP90 tetap pada level yang sehat, Tony menyebut pihaknya akan melakukan sejumlah upaya. Salah satunya, yakni mengedukasi borrower UKU mengenai pentingnya menjaga kesehatan finansial secara bertanggung jawab. Selain itu, dia bilang UKU juga mengingatkan para borrower mengenai kedisiplinan dalam melakukan pembayaran untuk mendukung kesejahteraan finansial mereka.
Selain itu, fintech P2P lending PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran) menyampaikan tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 pada 1 November 2024 berada di level 0,34%. Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan angka TWP90 perusahaan itu terbilang stabil.
“Terbilang stabil, dibandingkan 1 Oktober 2024 yang berada di level 0,25%,” ungkapnya.
Ivan menyebut TWP90 Akseleran konsisten stabil di bawah 1% dalam 3-4 tahun terakhir. Sementara itu, dia mengungkapkan ada sejumlah faktor yang bisa membuat TWP90 menjadi meningkat. Salah satunya, yakni asesmen pinjaman yang tidak prudent.
Baca Juga: Konsolidasi Perbankan Syariah Tak Kunjung Ada, Ini Kata OJK
“Faktor lainnya bisa juga dari makro ekonomi. Apabila ekonomi memburuk, inflasi tinggi, suku bunga tinggi, tentu kemampuan bayar debitur pada umumnya akan menurun,” tuturnya.
Oleh karena itu, Ivan mengatakan penting bagi perusahaan fintech lending untuk selalu adaptasi dengan perubahan yang terjadi. Ditambah penting juga untuk disiplin selalu prudent dalam melakukan asesmen pinjaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News