Hanwha Life Umumkan Rencana Akuisisi 40% Saham Bank Nobu

Hanwha Life Umumkan Rencana Akuisisi 40% Saham Bank Nobu

ILUSTRASI. Kantor Bank Nobu di Lippo Kemang Village. Hanwha Life Insurance Co Ltd berencana mengakuisisi 2,99 miliar saham atau 40% modal disentor Bank Nationalnobu (NOBU) KONTAN/Daniel Prabowo

Beritafintech.com – JAKARTA. Perusahaan asuransi asal Korea Selatan Hanwha Life Insurance Co. Ltd berencana mengambil alih atau mengakuisisi 2,99 miliar saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) yang disetor di Bank Nobu secara langsung dari sejumlah pemegang saham saat ini.

Dalam ringkasan prospektus yang dipublikasikan Jumat (31/1), para pemegang saham tersebut yakni, PT Putera Mulia Indonesia, PT Prima Cakrawala Sentosa, PT Multipolar Tbk., PT Star Pacific Tbk., PT Inti Anugerah Pratama, PT Ciptadana Capital, dan PT Lenox Pasifik Investama Tbk.

Jumlah saham tersebut setara dengan 40% saham yang ditempatkan dan disetor pada Nobu Bank. Disebutkan pula, nilai nominal masing-masing saham adalah Rp 100, sehingga total nilai nominal saham NOBU yang akan diakuisisi Hanwha Life senilai Rp 299,13 miliar.

Rencana pengambilalihan ini disebut dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan (di antaranya: para kreditur dan karyawan Nobu Bank), kepentingan umum serta persaingan usaha yang sehat dalam melakukan kegiatan usaha perbankan.

Baca Juga: OJK Dorong Konsolidasi Bank Melalui Skema Merger hingga Pembentukan KUB

Hanwha Life Insurance berencana memiliki saham untuk tujuan investasi jangka panjang untuk mengintegrasikan kemampuan digital Hanwha Life Insurance di bidang keuangan ke dalam operasi Nobu Bank.

TRENDING  Kabar rush money berhembus, simak langkah perbankan dan OJK untuk tenangkan nasabah

Adapun bagi Nobu, rencana pengambilalihan ini Untuk mendukung penguatan industri perbankan nasional, khususnya untuk meningkatkan kemampuan Nobu Bank untuk tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik lagi sesuai dengan visi dan misi Nobu Bank.

Selain itu, untuk membuka eksposur terhadap kemajuan teknologi melalui proses alih teknologi yang diharapkan dapat menopang kemampuan Nobu Bank berinovasi khususnya untuk produk dan layanan digital.

Rancangan akuisisi ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris kedua perusahaan, tetapi belum memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) NOBU. Pada jadwal indikatif, diperkirakan RUPSLB Bank Nobu akan dilaksanakan pada 25 Maret 2025.

Baca Juga: Nobu Bank Siap Sukseskan Implementasi QRIS Tap di Transportasi Umum

Kemudian, Bank Nobu dan Hanwha Life akan mengajukan permohonan persetujuan kepada OJK pada 27 Maret 2025. Adapun, aksi ini diprediksi selesai pada kisaran 16-23 April 2025.

Direksi Nobu Bank menyatakan, sehubungan dengan Rencana Pengambilalihan ini, tidak terdapat rencana perubahan kegiatan utama Nobu Bank. Terkait dengan Anggaran Dasar, Nobu Bank belum berencana untuk melakukan perubahan anggaran dasar (termasuk peningkatan modal) dalam waktu dekat.

“Para pemegang saham pengendali Nobu Bank (termasuk Hanwha Life sebagai calon pemegang saham pengendali baru Nobu Bank) berkomitmen untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila Nobu Bank menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas dalam menjalankan kegiatan usahanya,” ungkap direksi, Jumat (31/1).

Pada April 2024 lalu, Hanwha Life memang telah mengumumkan bahwa dalam rapat dewan direksi telah menyetujui rencana ekspansi investasi di Indonesia. Dimana Hanwha Life akan mengempit 40% saham di Nobu Bank yang saat ini dimiliki Grup Lippo Indonesia.

TRENDING  Maybank Indonesia Andalkan Solusi Finansial Berbasis Nasabah untuk Sasar Segmen UKM

Baca Juga: Beda Arah Kinerja Nobu dan MNC Bank Saat Isu Merger Keduanya Kian Sirna

Investasi ini merupakan bagian dari rencana Hanwha untuk beralih dari bisnis asuransi jiwa dan umum ke perbankan di Indonesia, semakin mendekati tujuannya menjadi “Global Integrated Financial Group.” 

“Mereka memilih Indonesia, yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk besar, sebagai basis utama untuk berekspansi ke pasar Asia Tenggara,” tulis The Korea Times.

Di balik kesepakatan ini adalah upaya dari Presiden dan Chief Global Officer (CGO) Hanwha Life, Kim Dong-won, yang telah secara aktif memimpin ekspansi perusahaan ke pasar global sejak mengambil peran CGO pada Februari tahun lalu. 

Berdasarkan jaringan globalnya yang luas, Kim melakukan diskusi penting dengan CEO Lippo Group John Riady di Forum Davos pada bulan Januari mengenai investasi dan potensi strategi kerja sama antara kedua perusahaan. 

Baca Juga: SRC Gandeng Nobu Bank Permudah Akses Permodalan UMKM Toko Kelontong

Keduanya telah membina kemitraan kolaboratif selama bertahun-tahun, termasuk investasi Hanwha Life Indonesia di Lippo General Insurance pada Maret tahun lalu.

Perusahaan asuransi jiwa tersebut berencana untuk mengintegrasikan keahlian digitalnya dengan pengetahuan Grup Lippo dalam operasional perbankan, untuk segera memperkuat pijakannya di industri ini. 

Hal ini terutama akan fokus pada penciptaan saluran hibrida yang meningkatkan saluran tatap muka tradisional dengan perbankan digital, menyebarkan lingkungan bisnis berbasis seluler.

Selanjutnya: 3 Buah Beri yang Sangat Bagus untuk Menurunkan Gula Darah Tinggi

Menarik Dibaca: 3 Buah Beri yang Sangat Bagus untuk Menurunkan Gula Darah Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TRENDING  Pengajuan KPR Ditolak karena Gagal Bayar Pinjol, Ini Kata AFPI

Check Also

Pesan OJK, Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Meminjam di Fintech Lending

OJK Telah Mencabut Izin Usaha 4 Penyelenggara Fintech Lending Sepanjang 2024

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengumumkan pencabutan izin usaha untuk empat penyelenggara fintech lending sepanjang tahun 2024. Keputusan ini diambil setelah OJK melakukan evaluasi terhadap kinerja dan kepatuhan dari para penyelenggara tersebut. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjaga stabilitas dan perlindungan konsumen dalam industri fintech lending di Indonesia. Meskipun demikian, OJK juga memberikan kesempatan bagi para penyelenggara yang dicabut izinnya untuk memperbaiki kinerja mereka agar dapat kembali beroperasi di masa mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen OJK dalam mengawasi dan mengatur perkembangan industri fintech lending demi kepentingan masyarakat dan perekonomian nasional

%site% | NEWS