OJK Cabut Izin Usaha Fintech TaniFund, Ini Kata AFPI

OJK Cabut Izin Usaha Fintech TaniFund, Ini Kata AFPI

ILUSTRASI. fintech; financial technology; teknologi finansial; tekfin TaniFund Tani Fund untuk petani; pertanian

Beritafintech.com – JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui telah mencabut izin usaha perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending PT Tani Fund Madani Indonesia (TaniFund) karena permasalahan gagal bayar yang tak kunjung usai.

Hal itu ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-19/D.06/2024 pada 3 Mei 2024.

Mengenai hal itu, Director of Corporate Communication Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Andrisyah Tauladan menyampaikan, semua fintech P2P lending yang bermasalah harus melalui proses yang sudah ditentukan oleh OJK. 

Baca Juga: Sanksi OJK Terhadap Fintech Lending Bermasalah Terus Menggelinding

“Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan ada penutupan apabila tidak bisa memenuhi ketentuan dari OJK,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (12/5).

Mengenai antisipasi ke depannya, Andrisyah berpendapat fintech lending harus lebih menguatkan Good Corporate Governance (GCG).

Untuk peraturan, dia berpendapat sudah cukup, dia bilang hanya tinggal bersama-sama memaksimalkan terkait penegakan dan monitoring.

Dia tak memungkiri bahwa memasukkan data fintech lending ke SLIK bisa meminimalisir masalah gagal bayar yang terjadi.

Baca Juga: OJK Cabut Izin Usaha Fintech TaniFund, Ini Kata Pengamat

“Salah satu inisiatif OJK bersama AFPI adalah memasukkan data industri ke SLIK,” ungkapnya.

Andrisyah menyampaikan bahwa target memasukkan data industri fintech lending ke OJK akan terimplementasi pada tahun ini.

Sebelumnya, Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Santosa mengatakan, pencabutan itu dilakukan karena TaniFund telah dikenakan penegakan kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

TRENDING  Prediksi Keamanan Finansial 2024, dari Trojan Sampai Serangan Sistem Pembayaran

Di mana tidak memenuhi ketentuan ekuitas minimum dan tidak melaksanakan rekomendasi pengawasan OJK.

“OJK telah melakukan langkah-langkah pengawasan (supervisory actions) dan memberikan sanksi administratif secara bertahap sampai dengan Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU),” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (8/5).

Baca Juga: OJK Resmi Cabut Izin Usaha Fintech TaniFund

Aman menerangkan OJK juga telah melakukan komunikasi dengan Pengurus dan Pemegang Saham secara intens untuk memastikan komitmen penyelesaian permasalahan TaniFund.

Namun, dia bilang sampai dengan batas waktu yang ditentukan, Pengurus dan Pemegang Saham tidak dapat menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian, TaniFund dikenakan sanksi pencabutan izin usaha.

Aman menyampaikan OJK juga telah melimpahkan kasus pidana terkait TaniFund kepada aparat penegak hukum untuk diproses lebih lanjut sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

Dengan telah dicabutnya izin usaha dimaksud, Aman mengatakan TaniFund harus menghentikan kegiatan usaha pada industri dan TaniFund wajib melakukan likuidasi. 

Baca Juga: Mediasi Gagal, Lender TaniFund Cuma Ditawarkan Pengembalian Dana Sebesar 3%

Sebagai informasi, sejauh ini sudah ada 4 gugatan dengan perkara wanprestasi yang dilayangkan lender TaniFund di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Total ada 18 lender dengan total kerugian Rp 3,04 miliar. Adapun TKB90 perusahaan per 12 Mei 2024 sebesar 36,07%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Otoritas Jasa⁢ Keuangan (OJK)‌ telah⁢ mencabut izin usaha perusahaan fintech ⁤TaniFund​ yang merupakan anggota Asosiasi Fintech⁢ Pendanaan ‍Bersama ​Indonesia (AFPI). Keputusan tersebut diambil setelah TaniFund dinilai melanggar ketentuan yang berlaku terkait kegiatan usaha fintech.‌ AFPI menyatakan bahwa tindakan ⁤OJK tersebut adalah langkah yang tepat dalam menjaga ​keamanan dan perlindungan konsumen di industri fintech. AFPI juga mendukung⁤ upaya OJK dalam ‍mengawasi dan mengatur aktivitas perusahaan fintech agar⁢ tetap beroperasi sesuai ​dengan peraturan yang berlaku. Kejadian ⁤ini menjadi ‌peringatan bagi perusahaan fintech⁢ lainnya‍ untuk mematuhi regulasi yang ada demi kelangsungan bisnis mereka.

Check Also

Laba Bank Central Asia (BBCA) Konsisten Tumbuh 14% pada November 2024

Laba Bank Central Asia (BBCA) Konsisten Tumbuh 14% pada November 2024

Labuan Bola Central Asia (BBCA) terus menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, dengan pertumbuhan sebesar 14% pada bulan November 2024. Hal ini menunjukkan bahwa BBCA tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam hal layanan perbankan. Dengan kinerja yang solid dan komitmen yang kuat, BBCA terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya. Tidak heran jika BBCA menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia dan terus mendapatkan dukungan serta kepercayaan dari masyarakat

%site% | NEWS