Pelaku Fintech P2P Perluas Kolaborasi untuk Perluas Literasi Keuangan

Pelaku Fintech P2P Perluas Kolaborasi untuk Perluas Literasi Keuangan

Jakarta: Perluasan inklusi keuangan dan akses layanan keuangan yang semakin masif, hal ini nyatanya kurang dibarengi dengan literasi keuangan yang memadai. Hal ini terlihat dari gap literasi dan inklusi keuangan. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, yang menyebut capaian indeks literasi keuangan masyarakat 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen pada 2023.
 

Kurangnya pemahaman pada pengelolaan keuangan hingga perencanaan keuangan jangka panjang nyatanya bisa berujung pada masalah finansial yang cukup besar. GandengTangan sebagai penyedia layanan peer-to-peer lending bagi UMKM, terus melebarkan jangkauan kolaborasi bersama penyedia keuangan lain demi memberi dampak positif.
 
CEO GandengTangan Jezzie Setiawan menjelaskan kebutuhan finansial tak terduga seringkali menjadi tantangan bagi setiap orang. Literasi keuangan yang memadai bisa mencegah seseorang mengalami hal ini. Keberadaan layanan pinjaman di aplikasi pengelolaan keuangan menjadi solusi tepat untuk senantiasa memantau pinjaman duit mereka terhadap anggaran dan keuangan mereka secara keseluruhan.
 
“Di GandengTangan, kami memberikan prosedur yang lebih sederhana dan memiliki proses transparan untuk penyaluran pinjaman. Dengan kesamaan visi GandengTangan dan Finku untuk menjangkau underserved market di industri keuangan, kami berharap adanya integrasi sistem ini akan memberi kemudahan bagi individu maupun pelaku usaha untuk menikmati layanan pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan mereka.” dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 4 Agustus 2024.
Dengan kerja sama dengan Finku, GandengTangan siap memperkuat ekosistem keuangan dengan menyediakan layanan pembiayaan yang lebih mudah diakses, termasuk disbursement Buy Now Pay Later (BNPL), QRIS, dan personal loan dalam aplikasi pengelolaan keuangan agar masyarakat bisa mencapai kesejahteraan finansialnya. Adapun lewat kerja sama ini, kedua perusahaan berharap dapat menyalurkan pinjaman sebesar Rp5 Miliar untuk 800 individu hingga akhir 2024.
 
Dalam kerjasama ini, kedua perusahaan menargetkan individu yang membutuhkan pinjaman dana darurat agar kebutuhannya dapat terselesaikan dengan cepat. Dengan mengintegrasikan sistem GandengTangan ke ekosistem Finku, konsumen yang yang membutuhkan pinjaman dapat mengajukan pinjaman secara langsung melalui aplikasi Finku yang ada di Appstore dan playstore. Setelah melengkapi data yang dipersyaratkan, GandengTangan akan melakukan analisa kelayakan melalui credit scoring.
 
Pada tahap awal, GandengTangan akan menyediakan layanan pinjaman dengan plafon Rp10 juta. Limit ini akan dievaluasi secara berkala berdasarkan performa pembayaran yang dilakukan oleh borrower. Setiap performa yang baik akan mendapatkan reward kemudahan pembayaran dan diskon pembayaran untuk outlet tertentu yang telah bekerjasama dengan Finku.
 
Kolaborasi ini merupakan kerja sama yang kelima bagi GandengTangan dalam menyediakan layanan pembiayaan di ekosistem digital startup lainnya. Adapun perusahaan menargetkan untuk menggenapkan delapan kerja sama dengan ekosistem startup lain. Dengan kolaborasi yang semakin banyak, perusahaan bisa menjangkau masyarakat lebih luas di seluruh Indonesia.
 
GandengTangan merupakan perusahaan peer-to-peer lending untuk mendukung pertumbuhan UMKM lewat pembiayaan yang mudah dan cepat. GandengTangan telah menjangkau UMKM di seluruh pulau Jawa, Bali, Bengkulu, Sulawesi, hingga Kalimantan Timur dengan total lebih dari 28 ribu entitas UMKM.
 
Sejak awal berdiri hingga pertengahan 2024, GandengTangan telah menyalurkan dana hampir mencapai Rp 400 miliar. Lewat pinjaman yang diberikan dengan limit hingga Rp 2 miliar, dana tersebut bisa diterima oleh berbagai UMKM yang telah memenuhi persyaratan analisis risiko

TRENDING  Bersama Bank DBS Indonesia, Indodana Fintech Perluas Jangkauan Pendanaan

membantu pengelolaan manajemen keuangan

Sebagai perusahaan fintech yang fokus pada pengelolaan keuangan pribadi, Finku menyediakan layanan untuk bantu pengguna mengatur keuangan dari mulai manajemen anggaran hingga pemantauan kredit.
 
Finku tidak hanya membantu pengguna dalam mengelola keuangan mereka, tetapi juga memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah dan terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari maupun pengembangan usaha, memperkuat posisi pengguna dalam mencapai tujuan keuangan mereka.
 
Co-CEO Finku Reinaldo Tendean menjelaskan selalu berupaya memberikan solusi keuangan komprehensif bagi para pengguna. Bersama GandengTangan, kami bisa memperkaya layanan keuangan yang dapat dinikmati oleh pengguna Finku.
 
“Dengan credit scoring GandengTangan yang cepat, kami percaya bahwa akses pembiayaan akan menjadi lebih efisien, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dalam waktu singkat.” tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Beritafintech.com

(SAW)

Pelaku fintech peer-to-peer lending perlu bekerja sama dengan pihak lain untuk memperluas literasi keuangan di masyarakat. Hal ini penting karena literasi keuangan yang baik dapat membantu individu untuk mengelola keuangan dengan lebih baik serta membuat keputusan keuangan yang bijak. Dengan kolaborasi yang luas, pelaku fintech P2P dapat menyediakan edukasi dan informasi mengenai produk dan layanan keuangan secara lebih efektif kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan tingkat literasi keuangan di masyarakat dapat meningkat, sehingga mereka dapat mengambil keputusan keuangan yang lebih cerdas dan meminimalkan risiko keuangan yang tidak diinginkan.

Check Also

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi teknologi menjadi alasan utama sejumlah bank untuk menutup layanan bank draft. Bank-bank tersebut mengklaim bahwa dengan adanya teknologi digital, proses transfer dan pembayaran menjadi lebih efisien dan cepat. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya keamanan transaksi online yang membuat pengguna lebih percaya untuk menggunakan layanan digital daripada metode konvensional seperti bank draft. Meskipun demikian, beberapa pihak masih merasa keberatan dengan penutupan layanan bank draft ini karena mereka masih membutuhkan metode tersebut dalam melakukan transaksi tertentu

%site% | NEWS