UNS Resmikan Fintech Center Pertama di Kampus Indonesia

UNS Resmikan Fintech Center Pertama di Kampus Indonesia

Jakarta: Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta meresmikan Center for Fintech and Banking. UNS Fintech Center ini merupakan fasilitas bagi pengusaha fintech pertama yang ada di lingkungan universitas.
 
Pengadaan fasilitas ini merupakan kerja sama UNS dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, fasilitas bakal menunjang pengusaha-pengusaha kampus.
 
 “Ini merupakan upaya kita untuk bisa berkolaborasi antara OJK dan lembaga pendidikan dalam rangka memfasilitasi entrepreneur tentunya di bidang pendidikan,” kata Wimboh dalam sambutannya pada peresmian UNS Fintech Center di Gedung UNS, Kamis, 12 Maret 2020.
Wimboh menyebut, OJK memilih berkolaborasi dengan UNS karena meyakini kemampuan teknologi di kampus tersebut. Lokasi UNS juga strategis, sehingga memudahkan orang untuk datang belajar tentang Fintech.
 
“Kami rasa pembentukan Fintech Center di Solo sangat pas. Karena yang dari timur jika ingin belajar dekat, kemudian yang dari barat juga dekat sehingga kita pilih UNS,” imbuh Wimboh. 
 
Dia berharap, hadirnya Fintech Center di UNS mampu memberikan nilai tambah bagi anak-anak muda yang ingin menjadi entrepreneur di bidang Fintech. Sehingga semarak entrepreneur Fintech bisa ditelurkan dari UNS. 
 
“Semoga hadirnya Fintech di UNS ini bisa bermanfaat untuk pendidikan, masyarakat dan generasi muda,” jelasnya.
 
Sementara itu, Rektor UNS, Jamal Wiwoho menyampaikan, bahwa industri sektor jasa keuangan mengalami perkembangan yang dramatis. Apalagi, dengan perkembangan teknologi penetrasi internet dan smartphone yang kian masif. 
 
Salah satunya adalah bertumbuhnya perusahaan-perusahaan keuangan berbasis teknologi (Fintech) di berbagai aspek jasa keuangan. Baik dalam jasa pembayaran, pinjaman, investasi dan lain sebagainya. 
 
Untuk itu, Jamal berharap hadirnya UNS Fintech Center ini bisa memberikan manfaat untuk sivitas akademika UNS. Maupun masyarakat yang lebih luas.
 
“Silakan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya hadirnya Fintech Center. Untuk jam operasionalnya lantaran berada di Gedung UPT Perpustakaan UNS jadi bisa sampai malam, yaitu pukul 22.00 WIB. Kemudian nantinya untuk desain ruangan juga akan kami sesuaikan dengan selera anak muda sehingga tidak terlalu formal,” ujar  Jamal.
 
Jamal menambahkan, hadirnya UNS Fintech Center ini melengkapi Pusat Unggulan Ipteks (PUI) yang dimiliki UNS. Sehingga untuk saat ini, PUI UNS terdiri dari Pusat Pengembangan Baterai Lithium di Purwosari, Javanologi dan UNS Fintech Center. 
 
Usai peresmian UNS Fintech Center, acara dilanjutkan dengan dilanjutkan dengan seminar. Adapun seminar yang digelar di antaranya “Fintech and the Future of Finance” serta “Meet the QRIS: Semua tentang QRIS”. 
 
Talkshow menghadirkan pembicara yang pakar di bidangnya. Yakni Gunawan Prabowo dari Bank Indonesia, dan Widya Listyowulan dari aplikasi DANA. 

TRENDING  Inilah Jadwal Operasional BCA dan Bank Mandiri Selama Libur Lebaran 2024

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Beritafintech.com

(CEU)

Check Also

Ini daftar lengkap 158 fintech yang mengantongi izin dari OJK

Ini alasan fintech lending syariah jauh tertinggal dibanding pemain konvensional

Fintech lending syariah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pemain konvensional karena beberapa alasan utama. Pertama, masih minimnya pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan keuangan syariah. Kebanyakan orang lebih familiar dengan sistem konvensional sehingga sulit untuk beralih ke fintech lending syariah. Kedua, regulasi yang belum mendukung perkembangan fintech lending syariah juga menjadi hambatan utama. Beberapa aturan yang ada cenderung lebih menguntungkan pemain konvensional daripada syariah, sehingga membuat para pelaku usaha enggan untuk berinvestasi di sektor ini. Selain itu, kurangnya kerjasama antara lembaga keuangan syariah dan fintech lending juga turut memperlambat pertumbuhan industri ini. Dibutuhkan sinergi yang kuat antara kedua pihak agar dapat memberikan layanan finansial yang komprehensif dan berkualitas bagi masyarakat. Meskipun demikian, potensi pasar untuk fintech lending syariah tetap besar dan masih perlu terus dikembangkan agar dapat bersaing secara sehat dengan pemain konvensional. Diperlukan upaya bersama dari semua pihak terkait untuk meningkatkan literasi keuangan syariah serta menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan industri ini di masa depan

%site% | NEWS