Jakarta: Setelah sempat meredup, pendanaan fintech global menunjukkan tanda-tanda pemulihan di kuartal pertama 2025.
Menurut laporan terbaru dari S&P Global Market Intelligence, startup teknologi finansial (tekfin) secara global terlibat dalam 393 putaran pendanaan dengan total nilai USD8,07 miliar. Meski jumlah kesepakatan turun 24 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), nilai pendanaannya justru melonjak 46 persen.
Namun, para pelaku industri belum bisa bersantai. Ketegangan geopolitik dan kekhawatiran soal kenaikan tarif AS masih membayangi.
“Volatilitas pasar mengurangi selera risiko investor, menekan pendanaan tahap akhir dan jalur IPO,” kata Analis Riset Fintech Senior di S&P Global Market Intelligence, Sampath Sharma Nariyanuri dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 April 2025.
Amerika utara bangkit, Asia-Pasifik tertekan
Dalam laporan itu juga menyampaikan Amerika Utara menjadi bintang di awal tahun ini. Pendanaan melonjak lebih dari dua kali lipat dari USD1,9 miliar di kuartal I-2024 menjadi USD4,7 miliar di kuartal I-2025. Meski jumlah kesepakatan turun, nilai investasinya naik tajam.
Wilayah EMEA (Eropa, Timur Tengah, dan Afrika) juga mencatatkan pertumbuhan dari USD1,4 miliar menjadi USD2,1 miliar.
Sebaliknya, Asia-Pasifik (APAC) justru mencatat penurunan signifikan. Total modal anjlok dari USD1,7 miliar menjadi hanya USD600 juta, dan jumlah putaran turun dari 119 menjadi 80.
Sementara itu, Amerika Latin mengalami peningkatan moderat dengan total pendanaan naik dari USD400 juta menjadi USD700 juta.
BNPL dan kartu kredit kian rentan
Menurut Sampath, segmen fintech yang berhubungan langsung dengan pengeluaran diskresioner seperti penyedia Buy Now Pay Later (BNPL) dan perusahaan kartu kredit menghadapi tekanan paling besar.
“Penyedia BNPL dan perusahaan kartu kredit menghadapi lingkungan yang lebih sulit, ditandai dengan volume transaksi yang lebih lambat dan pengetatan kredit,” ujarnya.
Namun, tak semua segmen fintech tertekan. Platform perbankan inti, penyedia Banking-as-a-Service (BaaS) non-kredit, dan prosesor penerbit justru dinilai lebih tahan banting karena mengandalkan pendapatan berulang dan kontrak jangka panjang.
Stablecoin dan FX Eksotis Mulai Dilirik
Di tengah ketidakpastian ini, pelaku pasar mulai melirik stablecoin dan koridor FX eksotis.
Alternatif ini dianggap menarik untuk mengatasi tantangan transaksi lintas batas yang makin kompleks dan mahal.
Segmen pembayaran dan teknologi perbankan
Dari sisi segmen, perusahaan pembayaran mencatat pertumbuhan pendanaan paling signifikan dari USD1,2 miliar menjadi USD 2,5 miliar meski jumlah kesepakatan turun dari 123 menjadi 114. Sebaliknya, teknologi perbankan justru mengalami penurunan pendanaan dari USD1,3 miliar menjadi USD1,2 miliar.
Dalam situasi penuh ketidakpastian seperti sekarang, investor mencari startup yang bisa menawarkan efisiensi, daya tahan, dan solusi yang relevan dengan kondisi pasar.
Fintech yang mampu membantu perusahaan lain mengurangi risiko atau mengembangkan model baru dinilai punya peluang lebih besar untuk bertahan dan bahkan tumbuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Beritafintech.com
(ANN)