Traveloka Berencana Ekspansi Fintech Regional Sebelum Listing

Traveloka Berencana Ekspansi Fintech Regional Sebelum Listing

Singapura: Traveloka berencana meluncurkan layanan keuangan di Thailand dan Vietnam dengan mempertimbangkan pencatatan saham di Amerika Serikat (AS) melalui perusahaan cangkang. Perusahaan Indonesia berusia sembilan tahun itu melihat rebound yang kuat dalam bisnisnya setelah pandemi covid-19.
 
Pendiri Traveloka Caesar Indra mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa bisnis Traveloka di Vietnam telah melampaui level sebelum covid-19, hampir kembali ke level normal di Thailand, dan setengah dari level pra-covid-19 di Indonesia.
 
“Yang terburuk telah terjadi dan sekarang kami bersiap dengan baik untuk 2021. Perjalanan domestik mendorong pemulihan (bisnis),” katanya, dikutip dari Channel News Asia, Kamis 25 Februari 2021.

“Rencananya adalah berinvestasi di fintech secara besar-besaran untuk memungkinkan lebih banyak konsumen melakukan perjalanan di kawasan ini,” kata Indra, seraya menambahkan bahwa bisnis travel telah kembali menguntungkan pada akhir 2020.
 
Traveloka, yang memiliki 40 juta pengguna aktif bulanan, sedang mengembangkan layanan “beli sekarang, bayar nanti” untuk pasar Thailand dan Vietnam.
 
“Kami baru-baru ini membentuk perusahaan patungan dengan salah satu bank terbesar di Thailand untuk berkolaborasi di bidang fintech,” kata Indra.
 
Traveloka, yang memiliki pesaing lokal yang lebih kecil, juga sedang berbicara dengan calon mitra di Vietnam, tetapi Indra menolak menyebutkan namanya.
 
Layanan setara dua tahun Traveloka di Indonesia, diluncurkan setelah perusahaan menyadari bahwa pelanggan akan menunggu hingga hari gajian mereka untuk memesan perjalanan, telah memfasilitasi lebih dari enam juta pinjaman.
 
Tahun lalu, Traveloka meluncurkan kartu kredit Paylater dengan beberapa pemberi pinjaman Indonesia. Ia juga menawarkan layanan asuransi dan manajemen kekayaan.
 
Indra mengatakan potensi bisnis sangat besar di Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, hanya enam persen dari 270 juta penduduk yang memiliki kartu kredit.
 
Membeli bank
 
Saat ditanya apakah Traveloka bisa membeli bank di Indonesia, seperti startup lain, untuk memperluas layanan keuangannya, Indra mengatakan, “semua opsi ada di meja”.
 
Traveloka, juga didukung oleh sovereign wealth fund GIC Singapura dan firma ventura Indonesia East Ventures, telah mengembangkan layanan gaya hidup lokalnya di Indonesia, dengan menawarkan voucher restoran dan layanan pesan-antar makanan, serta pengujian cepat covid-19 yang sedang populer.
 
Indra mengatakan perusahaan tersebut adalah aplikasi review restoran terbesar di Indonesia. Traveloka, yang sedang mempersiapkan listing, sedang mengadakan diskusi dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus, atau SPAC, untuk listing di AS.
 
“Pasar AS menjadi lebih menarik karena semakin banyak apresiasi terhadap Asia Tenggara sebagai kawasan yang berkembang, dan dengan mendaftar di AS kami juga dapat memberikan kesempatan bagi investor AS untuk menjadi bagian dari kisah pertumbuhan Asia Tenggara,” kata Indra.
 
Banyak SPAC, perusahaan cangkang yang terdaftar di bursa yang mengumpulkan uang melalui IPO dan bergabung dengan perusahaan dengan membujuk mereka dengan jadwal pencatatan yang lebih pendek, telah mendekati perusahaan rintisan di Asia Tenggara.
 
Sebuah sumber mengatakan Bridgetown Holdings, didukung oleh taipan Asia Richard Li, Provident Acquisition dan Cova Acquisition adalah pesaing Traveloka, dengan potensi valuasi hingga USD5 miliar untuk startup tersebut.
 
Perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dibuat di luar jam kerja normal AS. Indra menolak berkomentar tetapi mengatakan Indonesia tetap menjadi pilihan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Beritafintech.com

TRENDING  Izin TaniFund Dicabut, Cek Daftar Pinjol Legal OJK 2024, Jauhi Pinjol Ilegal Berikut

(SAW)

Check Also

Inilah Daftar Fintech Resmi OJK Terbaru Mei, Ribuan Pinjol Ilegal Diblokir Awal 2025

Inilah Daftar Fintech Resmi OJK Terbaru Mei, Ribuan Pinjol Ilegal Diblokir Awal 2025

Menurut data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat ribuan perusahaan fintech ilegal yang berhasil diblokir pada awal tahun 2025. Daftar resmi fintech yang telah mendapatkan izin dari OJK juga telah diperbarui pada bulan Mei ini. Hal ini menunjukkan upaya keras OJK dalam memberantas praktik pinjaman online ilegal di Indonesia. Selengkapnya bisa Anda simak di artikel berikut!

%site% | NEWS