NPL Bank Amar Membengkak Jadi 10,86% per Juni 2025, Ini Strategi Penanganannya

NPL Bank Amar Membengkak Jadi 10,86% per Juni 2025, Ini Strategi Penanganannya

ILUSTRASI. Rasio NPL gross Bank Amar tercatat mencapai 10,86% per Juni 2025, naik dari posisi di Juni 2024 yang hanya 8,00% ??

Beritafintech.com – JAKARTA. Di tengah kondisi perekonomian yang masih belum kembali semarak, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang membengkak.​

Rasio NPL gross Bank Amar tercatat yang paling tinggi di antara bank digital lainnya, mencapai 10,86% per Juni 2025 naik dari rasio 8,00% per Juni tahun lalu.

Sejalan dengan ini biaya pencadangan atau provisi Bank Amar juga meningkat. Per Juni 2025 biaya pencadangan sebesar Rp 463,9 miliar atau meningkat 36,4% YoY dari sebelumnya yang Rp 340,2 miliar.

Baca Juga: Bank Amar Catat Pertumbuhan Pembukaan Rekening 49,31% per Juni 2025

SVP Finance of Amar Bank David Wirawan mengatakan bahwa Peningkatan NPL gross per Juni 2025 terutama dipengaruhi oleh beberapa portfolio tertentu. Segmen utama yang dilayani Amar Bank adalah masyarakat underserved dan unserved, yang secara karakteristik memiliki profil risiko lebih tinggi.

Namun, David memastikan bahwa kondisi ini masih terkendali.

“Kondisi ini sepenuhnya terkendali dan telah kami antisipasi melalui pencadangan yang memadai, tercermin dari rasio NPL net yang tetap terjaga di kisaran 1% serta kinerja laba yang terus tumbuh positif,” kata David kepada Kontan, Selasa (30/9/2025).

TRENDING  OJK Batasi Kriteria Peminjam di Fintech Lending, Ini Kata Pengamat

Dalam penanganan risikonya, David menjelaskan jika Bank Amar menjalankan strategi dua arah.

Di satu sisi, bank memperkuat pengelolaan risiko kredit dengan intensifikasi monitoring portofolio, program restrukturisasi yang selektif, serta peningkatan upaya penagihan berbasis data dan teknologi.

Di sisi lain, penyaluran kredit baru tetap didorong, namun dengan pendekatan yang lebih prudent dan fokus pada segmen yang resilien serta sesuai dengan prioritas pemerintah, seperti UMKM dan sektor produktif. Dengan ini, dia membidik NPL bisa tetap terjaga di tahun 2025.

“Dengan langkah-langkah penanganan yang telah diformulasikan dan dieksekusi dengan baik ini, kami menargetkan NPL net akan dapat terus terjaga pada paruh kedua 2025,” pungkasnya.

Selanjutnya: Zulhas Targetkan Perpres Tata Kelola Makan Bergizi Gratis Rampung Pekan Depan

Menarik Dibaca: Pasar Kripto Menguat, PancakeSwap Melesat 27% ke Puncak Top Gainers

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Check Also

Fintech P2P Lending Bermasalah Bertambah, Cek Daftar Pinjol Resmi OJK Oktober 2025

Fintech P2P Lending Bermasalah Bertambah, Cek Daftar Pinjol Resmi OJK Oktober 2025

Menurut data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah platform fintech peer-to-peer (P2P) lending yang bermasalah terus bertambah hingga Oktober 2025. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pelaku usaha yang belum mematuhi regulasi yang ada, sehingga meningkatkan risiko bagi para peminjam maupun investor. Untuk menghindari masalah tersebut, OJK telah merilis daftar resmi platform fintech P2P lending yang telah terdaftar dan diawasi oleh lembaga tersebut. Dengan memeriksa daftar ini, masyarakat dapat memastikan bahwa mereka bertransaksi dengan perusahaan yang legal dan aman. Jadi, sebelum melakukan pinjaman melalui platform fintech P2P lending, pastikan untuk selalu memeriksa daftar pinjol resmi OJK agar terhindar dari risiko penipuan dan kerugian finansial. Semoga informasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang ingin menggunakan layanan pinjaman online

%site% | NEWS