Beritafintech.com – JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memulai rencana pengembangan bisnis perusahaan dengan mengakuisisi perusahaan di bidang keuangan tahun ini. Realisasi ini dimulai dengan menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat (Conditional Shares Purchase Agreement/CSPA) PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM IM) dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Emiten bersandi saham BBTN tersebut memboyong 33.000 saham atau setara 30% saham PNM di PNM IM. Dari aksi korporasi ini, Bank BTN mengeluarkan dana senilai Rp 114,3 miliar atau sekitar dua kali nilai buku (price book value/PBV).
Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, ada banyak potensi yang dapat digali oleh BTN di PNIM. Salah satunya adalah dengan mencari tambahan pemasukan lewat pengelolaan dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang diproyeksi bisa mencapai Rp 50 triliun.
Nilai tersebut bisa lebih, lantaran potensi dana sekitar Rp 50 triliun ini masih bersumber dari Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan Polri saja. Artinya, bila digaungkan secara nasional, baik BTN dan PNM bisa memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) lebih jumbo.
“Lewat investment management (IM) ini kami juga bisa mendapat fee based income, dengan produk investasi seperti reksadana dan juga DIRE (dana investasi real estat),” kata Maryono di Jakarta, Senin (22/4).
Lebih lanjut, pihaknya memproyeksi anak usaha barunya ini bisa meraup pertumbuhan secara rata-rata hingga 100%-200% di tahun pertama.
Secara terpisah, Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan kalau nantinya BTN bakal memperbesar porsi kepemilikan saham di PNM IM. “Misalnya untuk ekspansi lima tahun ke depan PNM IM butuh modal dan potensinya besar, maka kita akan masuk (perbesar porsi),” katanya kepada Beritafintech.com, Senin (22/4).
Sebelumnya, BTN sempat melakukan pengkajian untuk membeli anak usaha PT Danareksa yakni PT Danareksa Investment Management (DIM) dan satu anak usaha di bidang multifinance yakni PT Danareksa Finance.
Hanya saja, menurut pengakuan Mahelan dalam prosesnya BTN tidak sepakat soal harga dan memilih untuk membeli perusahaan lain yakni PNIM.
“Dengan adanya manajer investasi ini memungkinkan untuk juga masuk ke multifinance, tapi memang masih ada rencana (akuisisi multifinance) cuma kami fokus lihat dulu potensinya apakah PNIM ini bisa dikembangkan lebih jauh,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Badan Tabungan Negara (BTN) memutuskan untuk membeli 30% saham PNM Investment Management sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam meningkatkan layanan investasi kepada nasabah. Dengan akuisisi ini, BTN berharap dapat memperluas portofolio investasi mereka serta memberikan pilihan investasi yang lebih beragam kepada masyarakat. Selain itu, langkah ini juga diambil untuk mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh kedua perusahaan guna mencapai pertumbuhan yang lebih baik di pasar investasi. Dengan demikian, BTN berharap dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh stakeholder perusahaan.