ILUSTRASI. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) besok, Rabu (11/12).
Beritafintech.com – JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) besok, Rabu (11/12). Salah satu agendanya adalah pergantian susunan pengurus.
Jika mengingat ke belakang, Bank Muamalat sejatinya telah merombak jajaran direksi dan komisaris pada Juni lalu. Beberapa di antaranya mengangkat Amin Said Husni sebagai komisaris utama dan Hery Syafril sebagai direktur utama.
Melihat dari situs resminya, nama-nama direksi maupun komisaris yang diangkat pada RUPS kala itu belum ada yang memperoleh penetapan lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari OJK.
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas mengungkapkan bahwa memang bakal ada pergantian direksi lagi. Namun, ia bilang pihaknya tak menyodorkan nama-nama tertentu untuk menjadi calon.
Baca Juga: Tembus Rp169 T, BPKH Ajak Semua Pihak Bersinergi Optimalkan Pengelolaan Dana Haji
Ia hanya menjelaskan beberapa kriteria direktur utama maupun direksi lainnya untuk memimpin Bank Muamalat. Di mana, Anwar mengakui bahwa saat ini moral dan semangat karyawan Bank Muamalat meredup.
Oleh karenanya, Anwar menilai perlu pemimpin yang tahu dan mengerti betul tentang peta dan corporate culture dari Bank Muamalat.
“Diharapkan dia mampu membangkitkan kembali moral dan semangat dari para karyawan dan pimpinan yang ada di bawahnya yang sekarang tampak sudah mulai redup dan melemah,” ujar Anwar kepada Beritafintech.com, Selasa (10/12).
Selanjutnya, Anwar juga berharap direksi Bank Muamalat yang baru memiliki sikap amanah dan integritas yang tinggi. Ditambah, benar-benar mengerti tentang dunia perbankan syariah.
“Mampu membangun dan memanfaatkan ekosistem haji dan umrah dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Baca Juga: Bank Muamalat dan BPKH Kerja Sama Layanan Kustodian Syariah
Kriteria terakhir, Anwar menilai perlunya direksi yang mampu membangun komunikasi dengan berbagai pihak sehingga bank benar-benar bisa mendapatkan kepercayaan yang luas dari masyarakat. Salah satunya, mampu berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan pemerintah, BI maupun OJK.
Ia menjelaskan harapan ini semata-mata hanya ingin bank syariah tertua di Indonesia ini mampu kembali bangkit. Terlebih, total asetnya pada tahun 2023 sudah mencapai sekitar Rp 66,9 triliun.
Memang, kinerja Bank Muamalat di tahun 2024 memang tampak kurang menggembirakan. Bagaimana tidak, bank ini mencatat penurunan laba yang anjlok hingga 83,68% YoY menjadi Rp 8,54 miliar.
Oleh karenanya, salah satu agenda dalam RUPSLB besok juga disebutkan adanya persetujuan atas rencana aksi pemulihan atau recovery plan bank. Ini merujuk Pasal 15 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5 Tahun 2024 tentang Penetapan Status Pengawasan dan Penanganan Permasalahan Bank Umum (POJK 5/2024).
Selanjutnya: China’s Export Growth Slows, Imports Shrink Ahead of Trump Tariffs
Menarik Dibaca: Dijamin Romantis, Coba Beri 6 Ide Kado Natal Ini Ke Pacar Baru Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News