Cegah Fraud, AFPI Luncurkan Fintech Data Centre

Cegah Fraud, AFPI Luncurkan Fintech Data Centre

Jakarta: Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) meluncurkan Fintech Data Centre (FDC) untuk fintech peer to peer lending atau pinjaman online. FDC merupakan pengintegrasian data antaranggota pinjaman online yang tergabung dalam asosiasi.
 
Wakil Ketua Umum AFPI Sunu Widyatmoko mengatakan kehadiran FDC membuat para anggota lebih mudah dalam melakukan credit assessment untuk melakukan penyaluran kredit. FDC ini mirip BI Checking milik Bank Indonesia dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) punya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
 
“Jika di Bank Indonesia punya BI Checking dan OJK punya SLIK, AFPI punya FDC untuk memudahkan para penyelenggara. Kami berharap sistem ini dapat memperkuat industri fintech peer to peer lending ke depannya,” ujar Sunu dalam pemaparan hasil riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bersama AFPI di Hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 11 November 2019.

Menurutnya, FDC memperjelas peran dan fungsi AFPI sebagai self-regulatory organization yang mewadahi industri pinjaman online. Sebelumnya, arsitektur AFPI terdiri dari policy advocacy, code of conduct atau pedoman perilaku sebagai dasar AFPI menjalankan market disiplin, literasi dan edukasi, data knowledge and intelligence, hingga kolaborasi.
 
Lebih lanjut Sunu menjelaskan FDC memberikan perlindungan kepada lender (penyalur kredit pinjaman online) dan borrower (peminjam). FDC juga diyakini mampu memperkuat sistem dalam pencegahan tindak kecurangan atau fraud pada pinjaman online.
 
Awalnya, upaya pencegahan risiko fraud dalam penyaluran kredit melalui pinjaman online dilakukan hanya dengan mengakses data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan kolektibilitas kredit peminjam. Dalam pengembangannya, FDC juga diintegrasikan ke data perbankan atau SLIK.
 
“Kehadiran FDC merupakan komitmen nyata kami bersama, anggota penyelenggara untuk terus menciptakan industri yang sehat dan transparan. FDC juga menjadi salah satu cara kami untuk dapat berkolaborasi dengan lebih banyak pihak seperti perbankan dan pembiayaan sehingga semakin memperluas akses pendanaan kepada masyarakat,” tegas Sunu.
 
Berdasarkan data Institute for Development of Economics and Finance (Indef), kehadiran pinjaman online mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 326 ribu orang atau meningkat sebanyak 68 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah serapan tenaga kerja itu setara 0,32 persen dari total angkatan kerja secara nasional.
 
Kemudian, penyaluran dana dan investasi teknologi finansial yang dilakukan pinjaman online juga mampu menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,7 persen. Kondisi ini membuat jumlah penduduk miskin berkurang sebesar 177 ribu jiwa dan mengurangi ketimpangan (rasio gini) sebesar 0,01.
 
Bersama para anggota penyelenggara fintech peer to peer lending, AFPI telah membangun ekosistem layanan keuangan berbasis digital yang semakin solid. Hingga September 2019, sebanyak 144 anggota terdaftar di bidang produktif multiguna, konsumtif, dan syariah. Dari jumlah tersebut, 13 anggota di antaranya telah berstatus berizin oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
 
Pada periode yang sama, akumulasi penyaluran pinjaman mencapai Rp60,41 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 166,51 persen (year to date). Kemudian akumulasi rekening lender mencapai 558.766 entitas, meningkat 169,28 persen (year to date). Dan akumulasi rekening borrower sudah mencapai 14.359.918 entitas, meningkat 229,40 persen (year to date).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Beritafintech.com

TRENDING  Peluang Usaha Online Paling Menjanjikan Tahun 2022

(SAW)

Check Also

Teknologi Biometrik Bisa Jadi Garda Depan Industri Fintech dan Perbankan

Teknologi Biometrik Bisa Jadi Garda Depan Industri Fintech dan Perbankan

Teknologi biometrik telah menjadi garda depan dalam industri fintech dan perbankan. Dengan menggunakan fitur identifikasi unik seperti sidik jari, wajah, atau bahkan iris mata, teknologi ini memastikan keamanan transaksi finansial secara maksimal. Tidak hanya itu, penggunaan biometrik juga memberikan kemudahan bagi para nasabah dalam melakukan transaksi tanpa perlu mengingat password atau PIN yang rentan dicuri. Dengan adanya teknologi ini, industri fintech dan perbankan semakin dipercaya oleh masyarakat karena tingkat keamanannya yang tinggi

%site% | NEWS