OJK Perketat Regulasi Fintech P2P Lending, AFPI Pastikan Kepatuhan Industri

AFPI: Industri Fintech Lending Sudah Berkontribusi terhadap Perekonomian Indonesia

ILUSTRASI. AFPI menyebut industri fintech peer to peer (P2P) lending sejauh ini sudah berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

Beritafintech.com – JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyebut industri fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring (pindar) sejauh ini sudah berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. 

Ketua Umum AFPI Entjik Djafar mengatakan kontribusi itu bisa terlihat dari besarnya penyaluran pembiayaan kepada masyarakat, terutama penyaluran ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Sangat besar (kontribusi ke perekonomian). Kami terus mendorong ke pasar UMKM. Sebenarnya realitanya ada sekitar 40% outstanding ke klaster multiguna adalah pangsa pasar ultra mikro, yakni pedagang kecil atau masyarakat paling bawah atau nilainya sekitar Rp 10-15 triliun dari total outstanding,” katanya kepada Kontan, Minggu (17/8/2025).

Baca Juga: Sudah Ada Ketentuan Modal, Pengamat: Moratorium Fintech Lending Harusnya Bisa Dibuka

Meskipun demikian, Entjik tak memungkiri kontribusi yang diberikan fintech lending selama ini kepada masyarakat terkesan menjadi buruk, karena dibayang-bayangi oleh isu pinjaman online (pinjol) ilegal yang sangat meresahkan. Dia bilang adanya pinjol ilegal tersebut juga membuat image fintech lending legal menjadi buruk di mata masyarakat.

Lebih lanjut, Entjik mengungkapkan industri fintech lending akan terus berupaya memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia ke depannya, khususnya berfokus memberikan pembiayaan ke pasar ultra mikro.

“Pasar ultra mikro yang akan difokuskan kami ke depannya. Kami akan fokus pada pasar itu karena manfaat dirasakan langsung oleh para pengusaha atau pedagang kecil,” tuturnya.

Baca Juga: Bantah Bersekongkol, AFPI Berharap Fintech Lending Berikan Bukti di Sidang KPPU

TRENDING  Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Di ATM BCA, BNI, BRI, Mandiri, CIMB, Permata

Menurut Entjik, pangsa pasar UMKM, khususnya ultra mikro masih terbuka sangat luas. Namun, dia bilang kendalanya adalah kurangnya edukasi dan literasi, sehingga banyak masyarakat masih terjebak rentenir dan pinjol ilegal yang diketahui menetapkan bunga sangat tinggi.

Apabila masalah itu dapat dibenahi, Entjik berharap industri fintech lending makin terus bertumbuh ke depannya.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan fintech P2P lending mencapai Rp 83,52 triliun per Juni 2025. Nilai itu tercatat tumbuh sebesar 25,06% secara tahunan alias Year on Year (YoY). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Check Also

Laba Bersih Bank Banten (BEKS) Naik 39,56% Capai Rp 8,35 miliar pada Agustus 2025

Laba Bersih Bank Banten (BEKS) Naik 39,56% Capai Rp 8,35 miliar pada Agustus 2025

Pada bulan Agustus 2025, Laba Bersih Bank Banten (BEKS) mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 39,56%, mencapai total Rp 8,35 miliar. Kinerja positif ini menunjukkan bahwa bank tersebut berhasil meningkatkan efisiensi dan profitabilitasnya dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Dengan pencapaian yang gemilang ini, BEKS semakin kokoh sebagai salah satu pemain utama di industri perbankan di Indonesia

%site% | NEWS