Vincent Abdur

Strategi Fintech Lending Sektor Produktif Tekan TWP90 Agar Tak Membengkak

Strategi Fintech Lending Sektor Produktif Tekan TWP90 Agar Tak Membengkak

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan fintech lending di sektor produktif adalah dengan menekan Tingkat Keterlambatan Pembayaran (TWP) di bawah 90%. Hal ini penting untuk mencegah risiko pembengkakan utang yang dapat merugikan perusahaan. Dengan mengimplementasikan strategi ini, perusahaan dapat memastikan bahwa pinjaman yang diberikan kepada pelanggan produktif akan terbayar tepat waktu, sehingga meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Selain itu, dengan TWP di bawah 90%, perusahaan juga dapat meminimalkan risiko kredit dan meningkatkan profitabilitas usaha. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan fintech lending untuk terus melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi guna menjaga kesehatan portofolio pinjaman mereka

Baca Selanjutnya »

Porsi Pembiayaan Produktif Fintech P2P Lending Wajib 40%-50% Mulai Tahun Ini

Porsi Pembiayaan Produktif Fintech P2P Lending Wajib 40%-50% Mulai Tahun Ini

Menurut regulasi yang baru dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), para platform fintech peer-to-peer (P2P) lending diwajibkan untuk memenuhi persyaratan porsi pembiayaan produktif sebesar 40%-50% mulai tahun ini. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sektor produktif dan mengurangi risiko kredit yang terlalu tinggi. Para pelaku industri fintech P2P lending diharapkan dapat mematuhi regulasi ini demi keberlangsungan bisnis mereka dan juga untuk melindungi kepentingan para peminjam dan investor

Baca Selanjutnya »

AFPI: Aturan Baru Terkait Bunga hingga Lender akan Berdampak bagi Fintech Lending

AFPI: Aturan Baru Terkait Bunga hingga Lender akan Berdampak bagi Fintech Lending

Aturan baru terkait bunga dan lender yang akan berdampak bagi fintech lending telah menjadi perbincangan hangat di kalangan pelaku industri. Dengan adanya regulasi yang lebih ketat, para pemain fintech lending harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan besar dalam operasional mereka. Hal ini juga akan mempengaruhi cara kerja dan strategi bisnis yang selama ini telah mereka jalankan. Sebagai bagian dari ekosistem fintech, penting bagi para pelaku industri untuk terus mengikuti perkembangan aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah guna menjaga keberlangsungan bisnis mereka di masa depan

Baca Selanjutnya »

OJK Terapkan Aturan Baru Terkait Lender dan Borrower Fintech Lending, Ini Detailnya

OJK Terapkan Aturan Baru Terkait Lender dan Borrower Fintech Lending, Ini Detailnya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerapkan aturan baru terkait lender dan borrower dalam industri fintech lending. Aturan ini bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen dan memastikan transparansi dalam layanan pinjaman online. Salah satu detail aturan baru yang diterapkan adalah adanya kewajiban bagi platform fintech lending untuk melakukan verifikasi identitas calon peminjam secara ketat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penipuan dan memastikan bahwa pinjaman diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkannya. Selain itu, OJK juga menetapkan batas maksimal bunga yang dapat dikenakan oleh platform fintech lending kepada para peminjam. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan dalam penetapan bunga yang dapat memberatkan konsumen. Dengan adanya aturan baru ini, diharapkan industri fintech lending dapat berkembang secara sehat dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Konsumen pun diharapkan lebih bijak dalam menggunakan layanan pinjaman online demi menghindari masalah keuangan di masa depan

Baca Selanjutnya »

Capai Resolusi Finansial Tahun 2025 dengan Tabungan Bebas Biaya Kolaborasi JKT48

Capai Resolusi Finansial Tahun 2025 dengan Tabungan Bebas Biaya Kolaborasi JKT48

Capai resolusi finansial tahun 2025 dengan tabungan bebas biaya kolaborasi JKT48! Dengan program tabungan ini, Anda dapat merencanakan masa depan keuangan Anda tanpa harus khawatir akan biaya tambahan. JKT48 hadir untuk membantu Anda mencapai tujuan keuangan Anda dengan mudah dan menyenangkan. Ayo bergabung sekarang dan mulailah menabung untuk masa depan yang lebih cerah bersama JKT48!

Baca Selanjutnya »

Laba Bank Mandiri Naik 4,67% per November 2024

Laba Bank Mandiri Naik 4,67% per November 2024

Menurut laporan terbaru, Laba Bank Mandiri naik 4,67% per November 2024. Kenaikan ini menunjukkan performa yang sangat baik dari bank tersebut dan memberikan optimisme bagi para investor. Dengan pertumbuhan laba yang stabil, Bank Mandiri terus menunjukkan komitmen dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabahnya. Hal ini juga menjadi bukti bahwa strategi bisnis yang dijalankan oleh bank tersebut mampu menghasilkan hasil yang positif

Baca Selanjutnya »

Gandeng MG Motor Indonesia, Bank Mayapada (MAYA) Komitmen Perkuat Industri Otomotif

Gandeng MG Motor Indonesia, Bank Mayapada (MAYA) Komitmen Perkuat Industri Otomotif

Gandeng MG Motor Indonesia, Bank Mayapada (MAYA) berkomitmen untuk memperkuat industri otomotif di Indonesia. Dengan kerjasama yang erat antara kedua pihak, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan sektor otomotif di tanah air. Melalui sinergi ini, MG Motor Indonesia dan Bank Mayapada (MAYA) siap untuk memberikan layanan terbaik kepada konsumen serta mendukung pertumbuhan industri otomotif nasional

Baca Selanjutnya »

Bunga Pinjol Di P2P Berizin Akan Turun Mulai 2025, Berlaku Di Perusahaan Legal

Bunga Pinjol Di P2P Berizin Akan Turun Mulai 2025, Berlaku Di Perusahaan Legal

Pemerintah telah mengumumkan bahwa bunga pinjaman di platform peer-to-peer (P2P) berizin akan turun mulai tahun 2025. Keputusan ini akan berlaku di perusahaan legal yang telah memenuhi persyaratan dan regulasi yang ditetapkan oleh otoritas terkait. Hal ini disambut baik oleh masyarakat karena diharapkan dapat memberikan kemudahan akses keuangan bagi para peminjam tanpa harus terbebani dengan bunga yang tinggi. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan keamanan dalam industri P2P lending di Indonesia

Baca Selanjutnya »

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi teknologi menjadi alasan utama sejumlah bank untuk menutup layanan bank draft. Bank-bank tersebut mengklaim bahwa dengan adanya teknologi digital, proses transfer dan pembayaran menjadi lebih efisien dan cepat. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya keamanan transaksi online yang membuat pengguna lebih percaya untuk menggunakan layanan digital daripada metode konvensional seperti bank draft. Meskipun demikian, beberapa pihak masih merasa keberatan dengan penutupan layanan bank draft ini karena mereka masih membutuhkan metode tersebut dalam melakukan transaksi tertentu

Baca Selanjutnya »
%site% | NEWS