Gagal Bayar Fintech Lending Masih Terjadi, Pengamat Soroti Aturan dan Credit Scoring

Gagal Bayar Fintech Lending Masih Terjadi, Pengamat Soroti Aturan dan Credit Scoring

ILUSTRASI. Bisnis fintech peer to peer (P2P) lending.

Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

Beritafintech.com – JAKARTA. Masalah gagal bayar masih menjadi persoalan di sejumlah penyelenggara fintech peer-to-peer (P2P) lending sepanjang tahun ini.

Kasus terbaru menimpa PT Lunaria Annua Teknologi (KoinP2P), anak usaha Koinworks, yang menghadapi gagal bayar akibat dugaan tindak pidana dari salah satu peminjam (borrower). 

Pengamat Teknologi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menyebutkan bahwa masalah ini muncul karena lemahnya pengawasan dari regulator.

Baca Juga: Gagal Bayar Fintech KoinP2P, Ini Tanggapan AFPI

“Selain itu, aturan yang ada juga lemah, lebih berpihak pada penyelenggara fintech lending,” ujarnya kepada Beritafintech.com, Jumat (22/11). 

Heru juga menyoroti sistem credit scoring yang diterapkan penyelenggara fintech lending. Menurutnya, sistem tersebut masih belum mampu mengidentifikasi calon peminjam secara ketat.

“Lebih baik ada aturan yang lebih ketat lagi untuk industri fintech lending, terutama dalam hal sistem scoring,” tambahnya. 

Senada dengan itu, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyebutkan bahwa celah regulasi dalam POJK 10/2023 turut berkontribusi terhadap masalah gagal bayar, meskipun aturan tersebut sudah lebih baik dibandingkan regulasi sebelumnya. 

“Salah satu celahnya adalah kemampuan penggunaan credit scoring yang menggambarkan kemampuan bayar seorang calon borrower dan juga kriteria investasi seorang lender,” ungkap Nailul. 

TRENDING  Prudential Indonesia Edukasi Murid SD Agar Melek Finansial lewat Program Cha-Ching

Baca Juga: Pengawasan Industri Fintech Lending Perlu Diperkuat

Ia pun menyarankan perlunya pengembangan lebih lanjut dalam sistem credit scoring.

Regulator, menurut Nailul, perlu mendorong aturan yang lebih ketat dan prudent terkait penggunaan data serta metode penghitungan kemampuan bayar calon peminjam. 

Dengan pengawasan dan aturan yang lebih baik, berharap masalah gagal bayar di sektor fintech lending dapat diminimalkan di masa mendatang.

Selanjutnya: Menag Rakor Haji Di Jeddah, Simak Cara Cek Jadwal Keberangkatan Haji Online

Menarik Dibaca: IHSG Diperkirakan Melanjutkan Penguatan Hari Ini (25/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Check Also

Kredit Macet Fintech Lending Dominasi Anak Muda, Begini Penjelasan Beberapa Pemain

Menilik Urgensi Asuransi Fintech Lending di Tengah Meningkatnya Kasus Gagal Bayar

Asuransi fintech lending menjadi semakin penting di tengah meningkatnya kasus gagal bayar yang terjadi. Dengan adanya asuransi ini, para peminjam dan penyedia pinjaman dapat merasa lebih aman dan terlindungi dari risiko default. Hal ini juga memberikan kepastian bagi kedua belah pihak dalam transaksi pinjaman online. Dengan demikian, urgensi asuransi fintech lending tidak bisa diabaikan lagi dalam era digitalisasi ekonomi saat ini

%site% | NEWS