Pesan OJK, Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Meminjam di Fintech Lending

OJK Dukung Pembentukan Produk Asuransi Kredit Khusus Fintech P2P Lending

ILUSTRASI. Bisnis fintech peer to peer (P2P) lending. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pembentukan produk asuransi kredit khusus untuk bisnis fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring (pindar).

Beritafintech.com – JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pembentukan produk asuransi kredit khusus untuk bisnis fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring (pindar). 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan langkah itu perlu dilakukan khususnya dalam rangka penguatan mitigasi risiko pendanaan pada industri fintech lending. 

Namun, produk asuransi kredit khusus untuk fintech P2P lending sepertinya belum akan keluar dalam waktu dekat. Agusman menyebut proses pembentukan produk asuransi kredit khusus fintech lending saat ini masih dalam tahap pendalaman.

“Saat ini, produk asuransi kredit yang sesuai dengan karakteristik pindar sedang didalami lebih lanjut,” ujarnya dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Minggu (7/9/2025).

Baca Juga: OJK: Fintech iGrow Sudah Lakukan Suntik Modal untuk Penuhi Ekuitas Minimum

Sebelumnya, pada Mei 2025, OJK sempat menyampaikan sudah terdapat permohonan persetujuan produk asuransi kredit khusus untuk fintech lending. Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono menerangkan skema yang tertuang dalam permohonan tersebut adalah konsorsium.

Ogi juga menyampaikan OJK terus berdiskusi dengan para pelaku untuk memastikan profil risiko yang benar, didasarkan pada potensi loan disbursement beserta karakter dan durasi pinjaman. Dengan demikian, pertanggungan dari asuransi dapat memberi nilai tambah terhadap ekosistem fintech lending.

TRENDING  Pengamat: Bullion Bank di Indonesia akan Melengkapi Ekosistem Hilirasi Emas

Di sisi lain, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyampaikan saat ini tahapan pembentukan produk asuransi kredit khusus fintech lending masih dalam pembahasan.

“Masih berproses,” ujar Ketua Umum AAUI Budi Herawan saat ditemui seusai konferensi pers AAUI di kawasan Jakarta Selatan, Senin (1/9).

Budi menambahkan OJK juga masih menunggu kesiapan dari semua pihak, termasuk adanya konsorsium untuk mengimplementasikan produk tersebut.

“OJK masih menunggu semuanya, karena konsorsiumnya juga belum dilegalisir,” kata Budi. 

Baca Juga: OJK: Seluruh Fintech Lending Telah Ditetapkan Sebagai Pelapor SLIK

Selanjutnya: Halte Transjakarta Sentral Senayan Ganti Nama Jadi Halte Jaga Jakarta

Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 8-11 September 2025, Anggur Shine Muscat Diskon Rp 25.400

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Check Also

Pesan OJK, Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Meminjam di Fintech Lending

Penyaluran Pinjaman Fintech Lending Syariah Hanya Rp 780 Miliar per Agustus 2025

Menurut data terbaru, penyaluran pinjaman fintech lending syariah hanya mencapai Rp 780 miliar per Agustus 2025. Meskipun angka ini tergolong rendah dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya, namun tingkat keterlibatan masyarakat dalam produk keuangan syariah terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis syariah semakin berkembang di Indonesia. Diharapkan dengan adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya menggunakan produk keuangan syariah, penyaluran pinjaman fintech lending syariah dapat terus meningkat dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat

%site% | NEWS