Ada 142 Lender dari 4 Fintech Lending Gugat OJK di PTUN, Ini Isi Tuntutannya

Sejumlah Tantangan Ini Dapat Menekan Perolehan Laba Industri Fintech Lending

ILUSTRASI. AFPI menyampaikan sejumlah tantangan tengah menyelimuti fintech peer to peer (P2P) lending dapat menekan perolehan laba industri.

Beritafintech.com – JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyampaikan sejumlah tantangan yang tengah menyelimuti fintech peer to peer (P2P) lending dapat menekan perolehan laba industri.

Ketua Umum AFPI Entjik Djafar mengatakan tantangan yang dihadapi tahun ini adalah meningkatnya fenomena gagal bayar dan tuduhan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengenai kesepakatan bunga. 

“Hal itu sangat mempengaruhi investor dan lender,” ungkapnya kepada Kontan, Kamis (25/9/2025).

Alhasil, apabila pendanaan yang disalurkan lewat fintech lending berkurang, dapat mempengaruhi penyaluran ke penerima dana (borrower). Dengan demikian, keuntungan yang didapatkan berpotensi berkurang.

Baca Juga: Laba Fintech Lending Melonjak Jadi Rp 1,34 Triliun per Juli 2025, Ini Kata Pengamat

Oleh karena itu, Entjik memprediksi meski ada potensi perolehan laba tahun ini bisa melampaui pencapaian pada 2024, tetapi nilainya tak akan terlampau begitu besar. 

“Walaupun dapat di atas 2024, kami prediksi kenaikannya tidak terlalu besar,” katanya.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba industri fintech lending atau pinjaman daring (pindar) terus mengalami peningkatan sejak awal tahun ini hingga mencapai Rp 1,34 triliun per Juli 2025. Adapun pencapaian laba per Juli 2025 sudah mendekati pencapaian sepanjang 2024 yang tercatat mencapai Rp 1,65 triliun.

TRENDING  OJK Cabut Izin Usaha Fintech TaniFund, Ini Kata AFPI

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menyebut meningkatnya kinerja laba fintech lending pada tahun ini menunjukkan masih tingginya demand atau permintaan masyarakat, seiring dengan peningkatan transaksi digital. 

Baca Juga: OJK Telah Jatuhkan Sanksi untuk Akseleran Usai Memeriksa Masalah Gagal Bayar

Lebih lanjut, di tengah ketidakpastian dan tantangan ekonomi global, OJK mencermati adanya potensi risiko terkait kualitas kredit atau gagal bayar yang dapat berdampak pada laba industri. 

Selanjutnya: Pasar Tumbuh Signifikan, Menperin Ungkap Peluang Indonesia di Industri Halal Dunia

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Jumat 26 September 2025, Banyak Tantangan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Check Also

Tugas Berat Bank BUMN di Awal Pemerintahan Prabowo Subianto

Saham Bank Milik Danantara Makin Tertekan Kebijakan Negara

Saham Bank Milik Danantara terus mengalami tekanan akibat kebijakan negara yang semakin ketat. Hal ini membuat investor dan pemegang saham semakin khawatir akan masa depan perusahaan. Meskipun manajemen Bank Danantara telah berupaya keras untuk menghadapi tantangan ini, namun tekanan terus dirasakan hingga saat ini. Para analis pasar pun mulai memberikan peringatan akan potensi penurunan lebih lanjut bagi saham Bank Danantara jika kondisi tidak segera membaik

%site% | NEWS