TikTok Shop Tutup
TikTok Shop Tutup

Imbas Tiktok Shop Tutup, Ini Alternatif Jualan Lainnya

Beritafintech.com – Pada 4 Oktober 2023 layanan TikTok Shop tutup. Pemerintah menilai fitur layanan penjualan langsung melalui akun medsos ini telah mematikan bisnis UMKM Indonesia.

Sejak pandemi Covid19 dulu, E-Commerce mendominasi arus perdagangan. Masyarakat Indonesia lebih memilih belanja online ketimbang harus beli langsung. Hal ini membuat banyak pedagang toko bangkrut, seperti yang terjadi pada Pasar Tanah Abang Jakarta yang kini sepi. Sampai-sampai mall-mall besar juga banyak yang tutup.

Bukan tanpa alasan mengapa masyarakat Indonesia lebih pilih belanja online. Tentu karena harga produk online lebih murah. Selisihnya bisa 30-50%, tentu ini angka yang banyak.

Perubahan cara berbelanja dari yang tadinya ke pasar menjadi beli online inilah yang harusnya pemerintah mencari solusinya secara lebih mendalam. Jika Tiongkok saja bisa membuat TikTok Shop, seharusnya pun developer lokal bisa lebih giat mengembangkan aplikasi serupa yang dapat menjadi tren karena kecanggihan, jangkauan dan kemudahan aksesnya.

Penyebab Tutupnya TikTok dan Bagaimana Solusinya?

Selain itu, alasan operasional juga menjadi penyebab mengapa TikTok Shop resmi tutup. Pemerintah menilai platform ini sudah menyalahi fungsi media sosial dengan mengatur penjualan dan pembayaran langsung melalui aplikasinya. Padahal TikTok hanya sebatas platform media sosial, bukan sebuah e-commerce.

TikTok Shop Tutup
TikTok Shop Tutup

Namun tentu ini hanya alasan yang administratif mengapa keputusan pemerintah Indonesia pun diterima begitu saja oleh pihak TikTok karena memang mereka sedari awal belum mengurus ijin E- Commerce. Mereka hanya memiliki ijin sebagai platform media sosial biasa.

Sebetulnya sekalipun itu sebuah media sosial, para pengguna masih boleh promosi produk. Hanya saja pemerintah menyayangkan fitur pembelian dan pembayaran langsung melalui TikTok Shop yang dinilai sudah menjadi bagian dari fungsi E-Commerce yang harusnya memiliki platform terpisah dari media sosial.

Jadi dampak dari TikTok Shop tutup ini pun seperti memberi teguran kepada perusahaan teknologi asal China ini untuk segera mengurus perijinan E-Commerce agar bisa kembali beroperasi. Dan sekali lagi, sekalipun TikTok Shop hadir kembali, itu sudah harus terpisah dari TikTok sebagai sebuah aplikasi medsos.

Kemudian tak dapat terpungkiri bahwa alasan lain mengapa pemerintah ambil sikap tegas kepada developer TikTok karena strategi bisnis mereka yang masih mengandung unsur kelicikan.

Terlepas dari benar tidaknya berita yang beredar bahwa para pemilik Olshop TikTok dengan jumlah followers yang besar dan statistik pembelian yang tinggi akan dipaksa untuk menjadi seorang importir produk China.

Jadi oleh pihak manajemen TikTok seakan dipaksa untuk mengambil barang dari China. Jika ia berjualan produk lokal, niscaya akunnya akan kena banned secara mendadak maupun perlahan-lahan mulai menurun viewsnya karena mengalami takedown dari algoritma.

Dampak TikTok Shop Tutup Bagi Pelaku Bisnis Online Shop

Efeknya sangat terasa ketika TikTok harus menutup kanal yang menjadi tempat berjualan para pebisnis olshop. Mereka terpaksa gulung tikar dan beralih pada E-Commerce lain meski sama saja memulai bisnis dari nol lagi.

Namun bagi yang sudah memiliki strategi menghadapi fenomena tutupnya TikTok Shop ini pasti tidak akan marah kepada pemerintah. Kebangkrutan tidak akan terjadi kalau mau bereksperimen sedikit demi sedikit asalkan cepat dan pasti.

TikTok sebagai media sosial masih ada dan boleh saja tetap berpromosi. Hanya memang yang hilang adalah fitur jual-beli secara langsung yang ini harus segera dialirkan ke platform lain arusnya.

Bagi pedagang olshop yang cerdas pasti masih bisa memiliki aliran transaksi dari promosi melalui TikTok. Pembayaran kan bisa terjadi melalui cara lain, misalnya dengan WhatsApp, Shopee atau via E-Commerce lain.

Untuk para pemilik Olshop yang selama ini tidak hanya berjualan melalui TikTok Shop pasti takkan bingung. Sebab mereka sudah memiliki alternatif berjualan melalui E-Commerce lain, seperti Shopee Live misalnya.

Selain kehilangan lapak olshop, berikut adalah dampak dari penutupan layanan penjualan TikTok secara umum:

1. Menurunnya Omset Pedagang

Hal pertama yang menjadi imbas TikTok Shop tutup tampaknya adalah penurunan omset pedagang. Dari yang tadinya pedagang tersebut sangat besar pendapatannya, mendadak jadi lesu dan rawan kehabisan modal karena tidak bisa lagi menjual produknya.

2. Cerminan Ketatnya Birokrasi dan Perijinan Dagang Indonesia

Pada dasarnya bukan pertama kalinya Indonesia melarang TikTok beroperasi. Dulu pun sempat platform ini dilarang. Ini sebetulnya jadi cerminan bahwa birokrasi yang mengurusi teknologi dan perijinan dagang sangat ketat dan berupaya melindungi negara ini dari pengaruh buruk.

3. Menurunnya Daya Beli Masyarakat

Bersyukur hanya TikTok Shop tutup. Bayangkan bila seluruh platform E-Commerce mengalami pembatasan? Ini bisa menurunkan daya beli masyarakat secara mendadak karena makin banyak orang lebih memilih menyimpan uangnya daripada belanja tapi mahal.

4. Bukan Solusi Bagi UMKM

Semangat yang melandasi mengapa platform penjualan ini tutup karena pemerintah merasa iba dengan kondisi UMKM yang lesu. Padahal penutupan TikTok Shop tidaklah menjamin perubahan dalam gaya beli. Seharusnya justru UMKM memperoleh edukasi dan fasilitator yang akan membimbing cara berjualan online.

6. Gagalnya Kompetisi di Era Digital

Penyebab gagalnya kompetisi UMKM melawan olshop karena kurangnya semangat belajar. Jadi ada keterbatasan pengetahuan sehingga menjadi pedagang online pun seharusnya ada edukasinya. Jika perlu dengan TikTok Shop tutup ini harusnya menjadi celah bagi kemunculan platfrom penjualan serupa yang asli Indonesia sehingga khusus memasarkan produk dalam negeri.

7. Warning Bagi Pengembang Aplikasi

Selama ini seperti masih ada gap antara pemerintah dengan pengembang aplikasi. Developer masih banyak yang tidak mematuhi hukum negara setempat. Sehingga dengan pembatasan akses pada suatu aplikasi, bisa membuat pihak developer introspeksi diri.

Dari ketujuh dampaknya nampak sekali ini adalah dampak negatif. Namun tentu saja ada dampak positifnya dari fenomena TikTok Shop tutup ini yaitu dengan menghentikan monopoli dagang oleh Tiongkok.

Dominasi Tiongkok sebagai supplier produk olshop telah mengancam perekonomian Indonesia, terutama pabrik-pabrik produk dalam negeri dan UMKM sebagai penjualnya. Menumpuknya barang murah dari China bisa mengacaukan pasar produk lokal. Sehingga ini harus berhenti sesegara mungkin, caranya hanya dengan TikTok Shop tutup seperti sekarang ini.

Kapan TikTok Shop Buka Lagi? Simak Kemungkinannya

Sampai pada kesimpulannya yang bisa kita tarik bahwa TikTok Shop mungkin saja bisa buka lagi. Asalkan perusahaan pengembangnya ini mau mengurus perijinan sebagai E-Commerce yang beroperasi di Indonesia.

Selain itu, platform perdagangannya pun harus terpisah dari platform TikTok yang ada saat ini. Untuk mencegah atau setidaknya menekan dominasi Tiongkok dalam politik dagangnya yang memanfaatkan popularitas aplikasi ini.

Saat TikTok Shop tutup banyak yang mengecam pemerintah dan birokrasi kementerian terkait. Namun jika pemerintah menuruti kemauan para pengusaha olshop tentu ini akan mengancam kemandirian ekonomi perdagangan Indonesia dalam beberapa waktu yang akan datang. Selama ada dominasi Tiongkok melalui TikTok, tentu pemerintah pasti akan menerapkan segala upaya untuk menutup akses aplikasi semacam ini.

%site% | NEWS