Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk menghapus Kriteria Buku Modal Inti (KBMI) 1 dalam upaya untuk memperkuat sektor perbankan di Indonesia. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan fundamental bisnis perbankan, dengan fokus utama pada peningkatan kualitas aset dan pengelolaan risiko yang lebih baik. Salah satu bank yang telah menunjukkan komitmen kuat terhadap perbaikan fundamental bisnis adalah Amar Bank, yang terus berupaya untuk memperkuat posisinya di pasar melalui inovasi produk dan layanan serta peningkatan efisiensi operasional. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan sektor perbankan Indonesia dapat semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara
Baca Selanjutnya »UPDATE
Belum Pernah Untung Sejak Diakuisisi, KB Bank Optimistis Kinerja Membaik
KB Bank optimistis bahwa kinerja perusahaannya akan membaik meskipun belum pernah mengalami keuntungan sejak diakuisisi. Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan resmi yang menunjukkan keyakinan tinggi dari pihak bank terhadap potensi pertumbuhan di masa depan. Meskipun tantangan masih ada, KB Bank tetap optimis dan siap untuk terus berinovasi demi mencapai kesuksesan yang lebih baik
Baca Selanjutnya »Tujuh Fintech P2P Lending Belum Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum Rp 12,5 Miliar
Tujuh fintech peer-to-peer (P2P) lending di Indonesia belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum sebesar Rp 12,5 miliar yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini menjadi perhatian serius karena ekuitas yang cukup penting untuk menjamin keberlangsungan bisnis dan perlindungan bagi para pemodal. Diharapkan para pelaku industri fintech P2P lending segera memenuhi ketentuan tersebut demi menjaga kepercayaan masyarakat dan kelancaran operasional mereka
Baca Selanjutnya »Pensiun Mini, Kebebasan Finansial dan Makna Hidup
Bagi saya, memiliki kebebasan finansial adalah kunci untuk mencapai makna hidup yang sejati. Dengan memiliki pensiun mini, saya merasa lebih tenang dan bisa fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Kebebasan finansial memberikan saya kesempatan untuk mengejar impian dan passion tanpa harus terbebani oleh masalah uang. Itulah mengapa saya percaya bahwa dengan mencapai kebebasan finansial, kita dapat menemukan makna hidup yang sesungguhnya
Baca Selanjutnya »Pengguna Masih Terpusat di Jabodetabek, AFTECH Soroti Kesenjangan Akses Fintech
Pengguna masih terpusat di Jabodetabek, hal ini menjadi sorotan dalam acara AFTECH yang membahas kesenjangan akses fintech. Meskipun perkembangan fintech semakin pesat, namun masih banyak masyarakat di daerah lain yang belum mendapatkan akses yang sama. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para pelaku industri fintech untuk terus berupaya meningkatkan aksesibilitas layanan mereka ke seluruh wilayah Indonesia
Baca Selanjutnya »ANZ Lepas Saham Bank Panin (PNBN)? Ini Kata Manajemen dan Rencana Bisnis di 2026
Kami sangat bersemangat untuk mengumumkan bahwa ANZ telah melepaskan saham Bank Panin (PNBN) dan kami yakin langkah ini akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak. Dengan adanya sinergi antara kedua bank, kami memiliki keyakinan bahwa PNBN akan semakin berkembang dan memberikan layanan terbaik kepada nasabah. Manajemen kami juga telah merancang rencana bisnis yang ambisius untuk tahun 2026, dimana kami akan fokus pada inovasi produk dan layanan serta meningkatkan penetrasi pasar. Kami optimis bahwa dengan kerja keras dan dedikasi seluruh tim, ANZ Lepas Saham Bank Panin (PNBN) akan menjadi salah satu pemain utama di industri perbankan Indonesia
Baca Selanjutnya »Rahasia Finansial Gen Z: Begini Cara Biar Hidup Makin Stabil
Menjadi generasi Z memang tidak mudah, namun dengan langkah-langkah yang tepat, kita bisa membuat hidup menjadi lebih stabil. Mulai dari mengelola pengeluaran dengan bijak hingga mencari sumber pendapatan tambahan, semua itu dapat membantu kita meraih kesuksesan finansial. Temukan rahasia-rahasia finansial generasi Z dalam buku ini dan mulailah mengubah hidupmu menjadi lebih baik!
Baca Selanjutnya »Penurunan Batas Biaya Pinjaman 0,4% Dinilai Memberatkan Pelaku Bisnis Fintech P2P
Penurunan batas biaya pinjaman sebesar 0,4% dinilai memberatkan pelaku bisnis fintech P2P. Hal ini disebabkan karena margin keuntungan yang sudah tipis menjadi semakin menipis akibat kebijakan tersebut. Para pelaku bisnis fintech P2P merasa terbebani dengan adanya penurunan tersebut dan berharap agar pemerintah dapat mempertimbangkan ulang kebijakan ini demi kelangsungan usaha mereka. Dengan kondisi saat ini yang sudah sulit akibat pandemi, penurunan batas biaya pinjaman ini dianggap sebagai beban tambahan yang tidak diinginkan oleh para pelaku bisnis fintech P2P
Baca Selanjutnya »Ini alasan fintech lending syariah jauh tertinggal dibanding pemain konvensional
Fintech lending syariah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pemain konvensional karena beberapa alasan utama. Pertama, masih minimnya pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan keuangan syariah. Kebanyakan orang lebih familiar dengan sistem konvensional sehingga sulit untuk beralih ke fintech lending syariah. Kedua, regulasi yang belum mendukung perkembangan fintech lending syariah juga menjadi hambatan utama. Beberapa aturan yang ada cenderung lebih menguntungkan pemain konvensional daripada syariah, sehingga membuat para pelaku usaha enggan untuk berinvestasi di sektor ini. Selain itu, kurangnya kerjasama antara lembaga keuangan syariah dan fintech lending juga turut memperlambat pertumbuhan industri ini. Dibutuhkan sinergi yang kuat antara kedua pihak agar dapat memberikan layanan finansial yang komprehensif dan berkualitas bagi masyarakat. Meskipun demikian, potensi pasar untuk fintech lending syariah tetap besar dan masih perlu terus dikembangkan agar dapat bersaing secara sehat dengan pemain konvensional. Diperlukan upaya bersama dari semua pihak terkait untuk meningkatkan literasi keuangan syariah serta menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan industri ini di masa depan
Baca Selanjutnya »Kode Etik Terintegrasi Asosiasi Jadi Fondasi Baru Tata Kelola Industri Fintech Nasional
Kode Etik Terintegrasi Asosiasi menjadi fondasi baru dalam tata kelola industri fintech nasional. Hal ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa industri fintech di Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Dengan adanya kode etik yang terintegrasi, para pelaku industri fintech diharapkan dapat menjalankan bisnis mereka dengan prinsip-prinsip integritas, transparansi, dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Selain itu, kode etik ini juga akan membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan fintech sehingga dapat mempercepat adopsi teknologi finansial di Tanah Air
Baca Selanjutnya »
Berita Fintech Berita Finance dan Tekno Terupdate