Bos BCA Sebut Tujuan Hidup Finansial Mandiri Dan Pensiun Muda Terlalu Egois

Bos BCA Sebut Tujuan Hidup Finansial Mandiri Dan Pensiun Muda Terlalu Egois

ILUSTRASI. Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja saat membuka BCA Expoversary 2025 offline di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (20/2). Hidup dengan kebebasan keuangan atau financial freedom serta pensiun dini bisa dibilang menjadi mimpi kebanyakan orang.

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

Beritafintech.com – JAKARTA. Hidup dengan kebebasan keuangan atau financial freedom serta pensiun dini bisa dibilang menjadi mimpi kebanyakan orang. Terkecuali, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja. 

Jahja mengatakan tujuan hidup yang dikenal dengan istilah Financial Independence Retire Early (FIRE) merupakan sebuah sikap yang selfish atau bisa dibilang egois. Terlebih, bagi masyarakat Indonesia yang seharusnya bisa hidup saling membantu. 

“Tapi itu tidak wise, Anda selfish, jujur saja nih, sorry yang beraliran FIRE itu Anda adalah manusia-manusia selfish,” ujar Jahja dalam emiten talk BCA, akhir pekan lalu.

Baca Juga: Giliran Bos BCA Soroti Perilaku Influencer Saham

Ia bilang jika dirinya mau hidup mengikuti gaya FIRE tersebut, itu sudah bisa dilakukan sejak dulu. Apalagi, saat ini Jahja memiliki 34.187.785 saham BCA atau senilai Rp 288 miliar berdasarkan harga akhir pekan lalu.

“Kalau mau financial independent, oh saya dari dulu sudah independen, nikmati saja dari bunga, dari SBN sudah cukup gitu kan,” ujarnya.

Namun, Jahja bilang tidak ingin hidup seperti itu. Ia mencontoh pengusaha-pengusaha besar yang terus berbisnis untuk membuka lapangan kerja lebih banyak.

TRENDING  BSI Resmi Kantongi Izin dari OJK, Siap Jalankan Bisnis Bullion Bank

Menurutnya, saat ini Indonesia sangat membutuhkan lapangan kerja dengan harapan meningkatkan daya beli. Terlebih, saat ini PDB per kapita masyarakat Indonesia saja masih rendah.

Baca Juga: Bos Bank BCA Ungkap Tips Investasi Saat Pasar Saham Turun, Ingatkan Tidak Panik

“Anda kalau sudah merasa independen (finansial) bukan untuk retire, tapi berusaha terus coba hire orang, kasih makan orang,” tambah Jahja.

Dengan bersikap demikian, Jahja bilang orang-orang tersebut baru bisa dibilang nasionalis. “Anda tergugah untuk menjadi nasionalis, bukan hanya pada saat hari kemerdekaan Anda bisa menjadi nasionalis,” tandasnya.

Selanjutnya: Strategi Kara Perkuat Posisi di Industri Produk Olahan Kelapa, Fokus Kualitas

Menarik Dibaca: Jadwal Buka Puasa 2 Maret 2025 untuk Wilayah Jogja dan Sekitarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Check Also

Industri Fintech Indonesia Memasuki Fase Kematangan, Pertumbuhan Bisnis dan Tata Kelola Menguat

Industri Fintech Indonesia Memasuki Fase Kematangan, Pertumbuhan Bisnis dan Tata Kelola Menguat

Industri Fintech Indonesia kini telah memasuki fase kematangan yang ditandai dengan pertumbuhan bisnis yang pesat dan tata kelola yang semakin kuat. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah perusahaan fintech yang beroperasi di Indonesia serta adopsi teknologi finansial yang semakin luas di masyarakat. Dengan regulasi yang semakin jelas dan dukungan dari pemerintah, industri fintech di Indonesia diprediksi akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara

%site% | NEWS