Beritafintech.com – StartUp adalah sebuah perusahaan rintisan yang memiliki kriteria tertentu. Kini banyak bermunculan perusahaan semacam ini, khususnya dalam bidang teknologi digital dan internet.
Apa yang dinamakan dengan StartUp sesungguhnya perusahaan kecil-kecilan dengan jumlah karyawan yang terbatas. Namun mereka memiliki potensi income yang besar karena mau berbisnis dengan cara yang tidak biasa.
Segmentasi pasar StartUp memang tidak biasa, seperti misalnya netizen atau masyarakat pengguna internet. Sehingga pangsa pasar mereka menjadi sangat luas, seolah tanpa batas. Padahal itu tidak benar juga karena tetap ada batasan, seperti permodalan lebih kecil.
Kemunculan StartUp tak lepas dari makin banyaknya anak muda mencoba-coba bisnis, meski modal mereka terbatas. Keberanian memulai untuk pertama kalinya diiringi prospek yang pesat dalam rekrutmen SDM dan kapitalisasi modal, akhirnya membuat perusahaan rintisan ini mampu berkembang, bahkan mulai bisa menyaingi perusahaan besar.
Alasan Mengapa Sebuah Perusahaan Disebut StartUp
Istilahnya sering berimplikasi pada perusahaan teknologi dan media internet. Walau sebetulnya bidang usahanya tidak selalu tentang komunikasi dan informasi digital. Namun bisa pula di luar bidang ini, meski mereka pun memakai teknologi untuk mengikuti arus pasar.
StartUp secara pengertian merujuk pada sebuah perusahaan yang baru merintis. Ia bermain pada tingkatan grassroot. Biasanya pendirinya seorang pemuda yang enerjik dan atraktif dan belum ada perencanaan untuk menjual sahamnya.
Memang meski berbentuk PT, sebuah StartUp yang baru berdiri tidak mungkin mengudara di BEI (Bursa Efek Indonesia) karena memang belum ada nilai valuasi yang bisa menjadi jaminan keuntungan penerbitan dan pembelian saham publik.
Namun seiring berjalannya waktu, sebuah StartUp bisa mencapai posisi di pasar saham. Contohnya seperti saham GoTo milik PT. Gojek Tokopedia yang bisa masyarakat beli melalui sekuritas, seperti Stockbit dan Ajaib.
Jadi ada alasan mengapa perusahaan meski sudah besar tetap saja disebut StartUp atau rintisan, berikut alasannya:
1. Brand
Tipe perusahaan StartUp selalu memiliki brand yang menarik perhatian. Apa yang menjadi ciri khas brandnya ini seakan menjadi trendsetter terbaru. Popularitas brand menjadi tanda bahwa Startup ini akan sukses besar suatu hari.
2. Visi dan Misi
Sebuah perusahaan disebut sedang merintis atau masih StartUp ketika visi dan misinya sifatnya kekeluargaan. Mereka dalam ruang lingkup kerja yang kecil untuk meraih harapan bersama yang besar. Untuk itulah visi-misi ini pun menjadi perekat anggotanya.
3. Owner
StartUp tumbuh dalam kepemimpinan, binaan dan pembawaan sang ownernya. Mereka yang menjadi founding father dari StartUp selalu menjadi sumber inspirasi bagi para karyawannya. Ada patronase yang besar dalam bidang perusahaan ini.
4. Tujuan
Sebuah tujuan StartUp selalu menjadi penyemangat saat masa-masa sulit. Ketika bayang-bayang PHK mungkin terjadi karena ketidakmampuan membayar gaji karyawan. Inilah tujuan sukses bersama justru terkadang makin menjadi syahdu saat kondisi perusahaan pada titik hampir bangkrut.
StartUp tumbuh dalam keberagaman sikap mental dari orang-orang yang memiliki skill khusus. Solidaritasnya masih sangat tinggi sejalan dengan impiannya yang terus berkibar dari hari ke hari.
5. Tempat Terbaik
Seperti kata Jack Ma, seorang pengusaha besar Tiongkok mengatakan bahwa seorang pemuda harus belajar pada perusahaan rintisan hingga ia setidaknya berumur 30 tahun. Kemudian barulah ia belajar bisnis sendiri.
Sebab StartUp merupakan tempat yang sempit untuk mengasah bakat yang luas. Seseorang akan bisa lebih menggali potensinya bila bekerja di sini.
Walau memang gaji kerja di StartUp terkadang tak sesuai dengan perjuangan. Kerja yang harus memiliki loyalitas tinggi tanpa pernah memahami batasan jam kerja. Namun situasi tipe perusahaan StartUp begini bisa menjadi pendorong langkah kaki untuk lebih mandiri dan berani dalam menjemput masa depan kesuksesan.
Jenis-Jenis Kantor StartUp Berdasarkan Tingkatan Valuasinya
Memang ada-ada saja terminologi dalam bidang bisnis. Seperti tipe perusahaan StartUp ini pun memiliki term yang berbeda-beda hingga menandakan seberapa kaya perusahaan tersebut.
Terminologi bisnis masa kini sejalan dengan kreativitas manusia dalam menggunakan bahasa. Sebagaimana istilah StartUp sendiri yang pada akhirnya tanpa perlu penjelasan panjang lebar, orang-orang yang berkecimpung dalam bidang bisnis pasti akan langsung tahu apa itu perusahaan StartUp.
Berikut adalah nama-nama unik dari level valuasi StartUp Company yang mungkin akan membuat selera humor Anda bangkit. Namanya sangat aneh karena terbuat dari julukan hewan-hewan yang legendaris maupun dianggap biasa. Apakah Anda pernah mendengar istilah-istilah ini?
1. StartUp Cockroach
Tipe kantor yang masih sangat berantakan dalam pengurusannya. Levelnya masih rendah sehingga memiliki julukan StartUp Kecoa. Ini seperti julukan yang sangat menghina walaupun sebetulnya untuk tujuan memotivasi agar mau terus berkembang.
Jenis StartUp Kecoa bisa jadi kurang memperoleh suntikan modal pada awalnya. Sehingga modalnya hanya berputar pada uang patungan dari para eksekutifnya.
2. StartUp Pony
Memiliki lambang kuda poni, tipe perusahaan StartUp ini sudah lebih baik valuasinya. Meski dalam proses berjalannya masih memiliki kesulitan permodalan.
Jenis StartUp ini memiliki prospek yang bagus untuk terus meningkatkan labanya melalui terobosan-terobosan bisnis yang baru.
3. StartUp Centaur
Dari namanya sudah tahu bahwa ini jenis perusahaan StartUp level menengah bawah. Tipe rintisan ini kerap membuat perusahaan lain mulai memperhitungkan mereka sebagai lawan maupun justru kawan.
Dengan lambang centaurus, mereka terus berlari menuju pencapaian tertinggi. Secara permodalan dan aset sudah lebih baik daripada tipe kecoa maupun kuda poni.
4. StartUp Unicorn
Menjadi tipe kantor StartUp yang terkecil dengan nilai valuasi berkisar 14 triliun. Meskipun kecil, namun jika melihat nama perusahaan ini kemungkinan besar membuat nyali kompetitor jadi ciut.
Salah satu contohnya yaitu gerai Kopi Kenangan yang outletnya tersebar pada banyak kota besar Indonesia. Ia menjadi StartUp pertama yang memperoleh suntikan modal seri C sebesar 1,3 triliun rupiah. Pantas saja bisnis mereka sangat pesat berkembang.
5. StartUp Decacorn
Memiliki level valuasi yang sedang, namun selisihnya cukup banyak dengan level sebelumnya. Perusahaan Decacorn tercatat memiliki nilai valuasi hingga 140 triliun. Kebanyakan berisi nama perusahaan yang sudah terlebih dahulu bertahan pada level Unicorn sebelum laba mereka terus meroket.
Ada perusahaan Indonesia dengan tipe Decacorn ini contohnya Gojek-Tokopedia atau yang kini bernama GoTo. Mereka menjadi kekuatan startup yang terus melebarkan sayap bisnisnya ke dalam banyak kanal proyek bisnis digital.
6. StartUp Hectocorn
Meski namanya StartUp, namun jangan kaget bila ternyata nilai valuasinya mencapai 1400 triliun rupiah. Angka ini sangatlah besar dan membuatnya seperti tidak layak lagi memperoleh julukan perusahaan rintisan.
Tapi sayangnya tipe perusahaan StartUp Hectocorn sama sekali belum ada contohnya. Mereka sungguh sudah bisa setara dengan raksasa teknologi, seperti Meta, Google, Apple dan Microsoft.
Melalui 6 level-level StartUp ini Anda bisa belajar bahwa dunia StartUp itu mengasyikkan. Meski para pelaku usahanya bukan seperti UMKM, namun mereka sungguh berangkat dari titik nol juga pada mulanya.