Pasang bunga tinggi, dua fintech lending terancam kehilangan status legal dari OJK

Pasang bunga tinggi, dua fintech lending terancam kehilangan status legal dari OJK

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

Beritafintech.com – JAKARTA. Dua entitas fintech peer to peer (P2P) lending tengah terancam kehilangan keanggotaan dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Dus, secara otomatis kedua fintech ini akan kehilangan status sebagai fintech legal yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Sejauh ini ada dua fintech yang mendapatkan peringatan keras dari AFPI. Bila terbukti melakukan kesalahan lagi maka akan dicabut tanda keanggotaan dan Kami (OJK) dengan sendirinya mencabut pendaftarannya,” ujar Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi di Jakarta pada Kamis (9/5).

Lanjut Hendrikus kedua entitas fintech ini telah dilaporkan oleh masyarakat ke AFPI karena memberikan tingkat bunga melebihi kesepakatan yang diambil oleh AFPI. Hendrikus menyatakan sebelumnya seluruh AFPI sudah menyepakati akan memberikan biaya pinjaman termasuk bunga, biaya administrasi, dan lainnya maksimal totalnya 0,8% per hari.

Selain itu kesepakatan ini juga meliputi akumulasi hanya boleh sampai hari ke-90. Bila gagal bayar maka penghitungan denda tidak boleh melebihi 100% dari nilai pokok pinjaman.

“Bila di atas 0,8% maka akan dilakukan cash back atau pengembalian uangnya. Basis kesepakatan ini adalah kitab hukum perdata, bila ditandatangani kekuatannya sama dengan undang-undang lainnya yang ada di Indonesia,” jelas Hendrikus.

Hendrikus menyatakan nasib dua fintech ini akan ditentukan oleh komite etik AFPI. OJK tidak akan ikut intervensi dalal penentuannya.

Sebelumnya OJK sudah mengumumkan terdapat 106 platform fintech lending yang terdaftar dan diawasi oleh regulator per 5 April 2019. Hingga Maret 2019, P2P lending telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 33,2 triliun. Nilai ini tumbuh 46,48% bila dibandingkan posisi Desember 2018 senilai Rp 22,66 triliun.

TRENDING  Sucor Sekuritas Resmikan Sucor Academy dan Stock Wars Trading Competition 2024

Adapun tingkat wanprestasi di atas 90 hari pada sebesar 2,62% pada kuartal pertama 2019. Nilai ini turun dibandingkan posisi Februari 2019 di level 3,18%. Kendati demikian, posisi NPL ini masih lebih tinggi dibanding akhir 2018 di posisi 1,45%.

Berikut daftar fintech lending yang terdaftar dan diawasi oleh OJK: 1. Danamas 2. Koinworks 3. Amartha 4. Investree 5. Modalku 6. Danacepat 7. AwanTunai 8. KlikACC 9. CROWDO 10. Akseleran 11. UangTeman 12. Dompet Kilat 13. Taralite 14. FINTAG 15. Invoila 16. KIMO 17. TunaiKita 18. Igrow 19. Cicil 20. Dana Merdeka 21. Cash Wagon 22. Esta Kapital 23. Ammana 24. Gradana 25. Dana Mapan

26. Aktivaku 27. Danakini 28. Finmas 29. Rupiah Plus 30. Tokomodal 31. Indodana 32. Kredivo 33. Mekar.id 34. PinjamanGo 35. Iternak.id 36. Kredit Pintar 37. Kredito 38. Crowde 39. PinjamGampang 40. TaniFund 41. Danain 42. Indofund.id 43. SPGIndonesia 44. KreditPro 45. Avantee 46. Do-it 47. RupiahCepat 48. Danarupiah 49. Danabijak 50. Cashcepat

51. Danalaut 52. Danasyariah 53. Telefin 54. Modalrakyat 55. Kawancicil 56. Sanders One Stop Solution 57. Kreditcepat 58. Uangme 59. Pinjam Duit 60. Pinjam Yuk 61. Pinjam Modal 62. Julo 63. Easy Cash 64. Maucash 65. RupiahOne 66. Pohon Dana 67. Dana Cita 68. DANAdidik 69. TrustIQ 70. Danai 71. Pinduit 72. Pinjam 73. Danamart 74. SAMAKITA 75. Saya Modalin

76. PLAZA PINJAMAN 77. Vestia P2P Lending Platform 78. Singa 79. AdaKami 80. ModalUsaha 81. Asetku 82. Danafix 83. Lumbung Dana 84. Lahansikam 85. Modal Nasional 86. Dana Bagus 87. ShopeeKredit 88. Ikredo online 89. AdaKita 90. UKU 91. Pinjamwinwin 92. Pasarpinjam 93. Kredinesia 94. BKDana 95. GandengTangan.org 96. Modalantara 97. Komunal 98. ProsperiTree 99. Danakoo

TRENDING  Beban Membengkak, Laba Sejumlah Bank Tertekan

100. Jembatan Emas 101. Kredible 102. KlikUMKM 103. Klik Kami 104. Cairin 105. Empat Kali 106 Batumbu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Dua perusahaan fintech lending, yaitu PT Pasar Dana Pinjaman (Pasar) dan PT Dana Cita Investama (Dana Cita), dihadapkan pada ancaman kehilangan status legal oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini terjadi karena kedua perusahaan tersebut dinilai telah melanggar ketentuan yang diterapkan oleh OJK terkait dengan tingkat bunga yang diberlakukan kepada para peminjam. Pasar dan Dana Cita dikabarkan telah memberlakukan bunga tinggi untuk produk pinjaman mereka, sehingga OJK menyatakan bahwa kedua perusahaan tersebut rentan terhadap pembatalan izin usaha mereka. Keputusan final mengenai status legal Pasar dan Dana Cita masih menunggu keputusan resmi dari OJK.

Check Also

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi teknologi menjadi alasan utama sejumlah bank untuk menutup layanan bank draft. Bank-bank tersebut mengklaim bahwa dengan adanya teknologi digital, proses transfer dan pembayaran menjadi lebih efisien dan cepat. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya keamanan transaksi online yang membuat pengguna lebih percaya untuk menggunakan layanan digital daripada metode konvensional seperti bank draft. Meskipun demikian, beberapa pihak masih merasa keberatan dengan penutupan layanan bank draft ini karena mereka masih membutuhkan metode tersebut dalam melakukan transaksi tertentu

%site% | NEWS