Xendit Ungkap Tantangan dan Peluang dalam Lanskap Fintech Indonesia Tahun 2024

Xendit Ungkap Tantangan dan Peluang dalam Lanskap Fintech Indonesia Tahun 2024

Jakarta: Menurut prediksi Bank Dunia, Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif hingga lima persen pada tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya adalah kemajuan industri fintech yang kian melesat.

Kemajuan sektor fintech turut didukung oleh peningkatan akses internet, penetrasi smartphone semakin merata, dan masyarakat Indonesia terbuka mengadopsi teknologi baru. Indonesia menjadi salah satu negara terunggul di Asia Tenggara dalam hal perkembangan industri fintech.

Indonesia menyumbang 20 persen dari seluruh pemain korporasi fintech di Asia Tenggara, terutama karena sebagian perusahaan fintech asal Indonesia telah mencapai status unicorn, atau perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari USD1 juta.
Selain itu, berdasarkan Startup Report 2023 yang dilansir oleh Dailysocial, investor paling banyak menyalurkan investasi mereka untuk startup di bidang fintech, dengan 14 pendanaan tercatat pada tahun 2023 lalu dan total investasi senilai USD583.000.000.

“Berdasarkan laporan survei Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) & Katadata Insight Center (KIC) bertajuk Annual Member Survey 2022/2023, terdapat 366 perusahaan fintech di Indonesia hingga akhir tahun 2022 lalu,” ujar Anggota Komite Indonesia Fintech Society Andreas Maryoto.

Andreas menambahkan bahwa fintech memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dibutuhkan layanan finansial andal dan mudah diakses.

Fintech, lanjut Andreas, mampu memenuhi kedua hal tersebut, baik melalui sistem pembayaran canggih, platform investasi inovatif, penilaian kredit terpercaya, dan lainnya. Melalui pendekatan inklusif yang diusungnya, fintech dinilai memungkinkan semua pihak, tanpa terkecuali, untuk berpartisipasi dalam ekosistem ekonomi, sehingga membuka peluang baru bagi pertumbuhan berkelanjutan.

TRENDING  Resmi, Ini Daftar 98 Pinjol Berizin OJK Per September 2024

Sistem pembayaran juga dinilai telah terbukti merupakan faktor fundamental di industri fintech. Penggunaan pembayaran dengan menggunakan QRIS dari bank Indonesia di beberapa negara tetangga disebut sebagai salah satu contoh keunggulan sistem pembayaran di Indonesia.

Kendati demikian, Andreas menegaskan bahwa industri fintech Indonesia tidak boleh terlena dan harus tetap berinovasi, misalnya dengan implementasi AI, sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara.

Sementara itu, dalam rangka membantu perekonomian Indonesia mencapai potensi optimalnya,  payment gateway terkemuka Indonesia, Xendit, terus bekerjasama dengan regulator dan pihak-pihak terkait untuk memudahkan proses pembayaran digital bagi masyarakat.

Seiring dengan semakin banyaknya pelanggan yang mengandalkan pembayaran digital setiap hari, Xendit pun merangkum beberapa tren dalam industri fintech Indonesia berdasarkan perilaku konsumen sepanjang tahun 2023.

Sebagai contoh, rekening virtual kini menjadi salah satu metode pembayaran digital paling populer, bahkan mencakup lebih dari setengah total transaksi digital. Sektor jasa juga disebut masih menjadi sektor utama pengguna pembayaran digital, dengan volume transaksi bertumbuh tiga kali lebih cepat dari rata-rata.

Penggunaan kartu kredit juga disebut mengalami pertumbuhan signifikan, meningkat empat kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, transaksi menggunakan kode QR dilaporkan mencatatkan pertumbuhan enam persen, mencapai lebih dari 20 juta transaksi, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(MMI)

Xendit, perusahaan fintech popular di Indonesia, telah mengungkapkan tantangan dan peluang yang dihadapi dalam lanskap fintech Indonesia tahun 2024. Dalam laporan tersebut, Xendit menyoroti berbagai hambatan seperti regulasi yang kompleks dan persaingan yang ketat dalam industri fintech. Namun, mereka juga melihat adanya potensi pertumbuhan yang besar di pasar tersebut, terutama dengan adopsi teknologi yang semakin meningkat. Xendit percaya bahwa dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat, mereka dapat terus berkembang dan sukses di tengah persaingan yang semakin ketat.

Check Also

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi Teknologi Jadi Alasan Sejumlah Bank Tutup Layanan Bank Draft

Adopsi teknologi menjadi alasan utama sejumlah bank untuk menutup layanan bank draft. Bank-bank tersebut mengklaim bahwa dengan adanya teknologi digital, proses transfer dan pembayaran menjadi lebih efisien dan cepat. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya keamanan transaksi online yang membuat pengguna lebih percaya untuk menggunakan layanan digital daripada metode konvensional seperti bank draft. Meskipun demikian, beberapa pihak masih merasa keberatan dengan penutupan layanan bank draft ini karena mereka masih membutuhkan metode tersebut dalam melakukan transaksi tertentu

%site% | NEWS