ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi melalui atm Bank mandiri di Jakarta, Senin (27/11/2023). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/11/2023.
Beritafintech.com – JAKARTA. Upaya bank-bank bermodal besar atau KBMI 4 untuk mencetak laba besar di tiga bulan pertama 2024 tak akan semudah itu. Tantangan bunga tinggi disebut-sebut bisa menghambat catatan kinerja laba mereka.
Jika menilik laporan bulanan Februari 2024 dari empat bank yang masuk dalam KBMI 4, hanya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba di periode tersebut. Bank swasta terbesar tanah air tersebut mencatat laba bersih tahun berjalan Rp 8,27 triliun atau naik 2,01% secara tahunan (YoY).
Adapun, pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan pendapatan bunga bersih (NII) yang tumbuh 5,69% YoY menjadi Rp 12,13 triliun. Di mana, kredit yang disalurkan pun tumbuh 15,06% menjadi Rp 790,19 triliun.
Di sisi, tiga bank KBMI 4 lainnya yang juga merupakan bank pelat merah pun terlihat loyo di periode yang sama. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) kompak mencatat penurunan laba.
Baca Juga: Hingga Februari 2024, BNI Memiliki Lebih dari 300 Ribu Mesin EDC
Penurunan terbesar dicatatkan oleh BNI yang membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 3,04 triliun atau turun 5,91% YoY. Ini sejalan dengan penurunan NII yang dicatatkan bank berlogo 46 ini sekitar 11,16% YoY menjadi Rp 5,98 triliun.
Sementara itu, BRI juga mencatatkan penurunan laba sekitar 3,51% YoY menjadi Rp 8,06 triliun. Ini menempatkannya sebagai bank pelat merah dengan laba terbesar di periode tersebut, meski kalah dengan BCA.
Meski demikian, BRI memiliki NII dengan kenaikan terbesar di Februari 2024. Di mana, NII bank yang dengan wong cilik ini senilai Rp 18,72 triliun atau mengalami kenaikan sekitar 7,31% YoY.
Terakhir, ada Bank Mandiri yang membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 7,15 triliun. Capaian tersebut mengalami koreksi sekitar 3,09% dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 7,38 triliun
Namun, bank berlogo pita emas ini menjadi bank KBMI 4 yang memiliki pertumbuhan kredit paling besar. Kredit yang disalurkan Bank Mandiri per Februari 2024 tumbuh 19,38% YoY menjadi Rp 1.098,4 triliun,
Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo melihat tantangan terbesar di kuartal pertama tahun ini masih terkait tingkat suku bunga. Menurutnya, tantangan tersebut masih akan dihadapi setidaknya hingga separuh pertama tahun ini.
Ia memproyeksikan jika nantinya suku bunga acuan bisa turun di separuh kedua tahun ini, itu menjadi katalis dalam meningkatkan permintaan kredit. Di mana, Bank Mandiri tetap optimistis tumbuh sesuai guidance yaitu kredit konsolidasi tumbuh 13% – 15% YoY.
Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BBTN) Catat Pertumbuhan KPR Subsidi dan Non Subsudi 66%
“Kami akan terus memperkuat core competence di segmen wholesale dan memaksimalkan potensi bisnis dari ekosistemnya,” ujar Sigit, akhir pekan kemarin.
Sependapat, Direktur Keuangan BNI Novita W. Anggraeni bilang tantangan terberat tahun ini adalah tren tingginya suku bunga yang masih berlangsung. Menurutnya, hal ini berdampak pada kenaikan cost of fund yang merata di semua industri perbankan nasional.
“Untuk memitigasi hal tersebut, kami akan mendorong pertumbuhan DPK yang berbasis transaksional sebagai driver utama likuiditas melalui channel dan layanan digital kami,” ujar Novita.
Bank KBMI, yang dikenal dengan kemampuannya dalam mencetak laba yang besar, diproyeksikan akan mencetak rekor lagi pada kuartal I 2024. Meskipun pandemi Covid-19 masih berdampak pada kondisi perekonomian global, bank ini tetap optimis dengan berbagai strategi yang mereka terapkan. Dengan pertumbuhan kredit yang stabil dan efisiensi operasional yang baik, Bank KBMI diyakini mampu menghasilkan laba yang fantastis. Namun, tentu saja hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang tidak terduga. Meskipun demikian, Bank KBMI tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi para pemegang saham dan nasabahnya.